Gadis asal London Sampaikan Pesan Peduli Pasung | Bali Tribune
Diposting : 24 May 2018 23:08
Valdi S Ginta - Bali Tribune
Henny (tengah) bersama Prof Suryani dan Staf.
Henny (tengah) bersama Prof Suryani dan Staf.
BALI TRIBUNE - Fenomena pasung bagi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di Bali, mendapat perhatian dari warna negara Inggris bernama Henny Gordon. Kepedulian gadis asal London ini ditunjukan dengan berlari melintasi Bali menempuh jarak 110 kilometer.
 
Aksi  bertajuk 'Run Accros Bali for Mental Health' ini, ini guna memberikan pesan kepedulian terhadap para penderita gangguan jiwa, khususnya yang mengalami pemasungan.
 
"Saya mencintai lari dan melalui olahraga ini ingin saya tunjukkan semua orang bisa melakukan sesuatu untuk membantu mengatasi masalah ini asalkan dia peduli," ujarnya dalam jumpa pers di Warung Kubukopi, Denpasar,  Rabu (23/5).
 
Henny mengaku mengalami shock berat ketika pertama kali datang ke Indonesia dan menjadi volunteer untuk mengajarkan Bahasa Inggris di Bajawa, Flores, Nusa Tenggara Timur sekitar 6 tahun lalu. Saat ituah dia menemukan adanya 2 orang yang dipasung di sebuah kampung dalam keadaan yang menyedihkan.
 
Ketika ditanyakan kepada keluarga dan para tetangga ternyata 2 orang yang mengalami gangguan jiwa itu dianggap mengalami kerasukan roh jahat. Tak hanya itu, warga kampung juga mengajaknya untuk masuk ke dalam hutan dimana terdapat sebuah rumah bambu yang digunakan untuk melakukan pemasungan terhadap 5 orang lagi.
 
"Saya merasa ini tak selayaknya dilakukan. Apalagi di negara saya, orang dengan gangguan jiwa dibiayai oleh negara sampai dia sembuh," ujarnya.
 
Ketika dia berpindah kerja ke Bali, dia kemudian menghubungi Suryani Institute for Mental Health (SIMH) untuk mengajak bekerjasama guna menyuarakan kepedulian terhadap pemasungan itu yang ternyata juga masih ada di Bali.
 
Adapun aktivitas lari yang dilakukannya akan mengambil start di Kintamani pada 1 Juni 2018 hingga ke Ubud menempuh jarak 40 km. Pada hari kedua, dia akan berlari dari Ubud hingga Pantao Double Six di Kuta menempuh jarak 40 km. Etape terakhir pada 3 Juni 2018 akan menempuh jarak 30 Km dari Kuta hingga Pantai Nyang-Nyang, Jimbaran.
 
"Pada setiap pemberhentian akan ada acara amal," ujarnya.
 
Selain itu, bagi yang tertarik untuk menyumbang dapat melihat rekering di akun facebooknya. Terkait persiapan, Henny mengaku setiap harinya berlatih lari minimal 10 kilometer di sela kegiatannya sebagai guru bahasa Inggris. Adapun pada hari H nanti, sejumlah klub lari di Bali akan ikut menemaninya berlari secara bergantian.
 
Sementara itu Direktur SIMH lK Suryani menyatakan, pihaknya memberikan dukungan penuh pada aksi ini setelah sempat mempertimbangkannya cukup lama. "Saya tidak langsung menerima, tapi kita lihat dulu apakah benar-benar tulus atau hanya untuk popularitas saja," ujarnya.
 
Di Bali sendiri, kata Prof. masalah pemasungan memang belum selesai sepenuhnya dan maish membutuhkan perhatian pemerintah dan masyarakat. Pada 2006, SIMH  menemukan data bahwa jumlah orang dengan gangguan jiwa di Bali mencapai 7.000 orang dimana 300 orang diantaranya berada dalam pasuangan.