Gambuh Sakral Pedungan Suguhkan Tarian Sangging Prabangkara | Bali Tribune
Diposting : 7 July 2017 20:04
I Wayan Sudarsana - Bali Tribune
GAMBUH
GAMBUH SAKRAL - Sekaa Gambuh Dwi Tunggal Banjar Menesa Puseh Pedungan Kecamatan Denpasar Selatan menyuguhkan Tari Gambuh Sangging Prabangkara di Kalangan Angsoka, Art Center Denpasar, Kamis (6/7).

BALI TRIBUNE - Kesenian sakral mendapatkan tempat istimewa di ajang PKB setiap tahunnya. Pada Kamis (6/7) pengunjung PKB di Kalangan Angsoka disuguhkan kesenian Gambuh Sakral dari Sekaa Gambuh Dwi Tunggal Banjar Menesa Puseh Pedungan Kecamatan Denpasar Selatan. Dalam penampilannya, sekaa gambuh ini menyuguhkan Tari Gambuh Sangging Prabangkara yang diiringi tabuh dan irama suling klasik.

Tarian Gambuh Sangging Prabangkara mengisahkan Raja Mataram hendak mencari permaisuri dengan memerintahkan rakyat Sangging Prabangkara untuk menyelidiki dan mengambil gambar putri kerajaan-kerajaan di sekitarnya.

Dalam perjalanan, Sangging menyempatkan menggambar pemandangan alam yang begitu indah menakjubkan ada gunung besar, tinggi menjulang ada danau yang luas airnya bening menyejukkan hati. Tak disangka dari tempatnya menggambar, Sangging melihat putri Raja Gegelang yang sedang mandi di taman tepian danau lalu digambarnya. Setelah selesai kemudian dihaturkan atau diserahkan hasil gambaran tersebut kepada jungjungannya Raja Pajang Mataram.

Gambaran Wajah Putri Raja Gegelang membuat hati baginda raja terpikat oleh kecantikannya. Maka diutuslah Sangging Prangbakara untuk melamar putri Gegelang. Namun dengan halus lamaran ditolak oleh Raja Gagelang karena putrinya telah dijodohkan dengan Raden Panji. Begitu mendengar lamarannya ditolak, maka marahlah Raja Pajang Mataram kemudian menyerang kerajaan Gegelang dan pecah perang.

Koordinator Sekaa Gambuh Dwi Tunggal Banjar Menesa Puseh Pedungan I Wayan Sukana mengatakan, tarian ini biasanya dipentaskan saat Tumpek Wayang dan setelah Tumpek Wayang sebagai simbul pemujaan Sang Hyang Iswara. “Tarian Gambuh juga sebagai  tarian yang sakral dan klasik, sehingga Pemerintah Kota Denpasar mempercayai Sekaa Gambuh Dwi Tunggal Banjar Menesa Puseh Pedungan menjadi Duta Kota Denpasar,” ujarnya.

Sukana mengatakan tarian ini sangat klasik dan sakral sehingga di jaman globalisasi saat ini generasi muda masih melestarikan. Hal itu bisa dilakukan karena mereka menarikan Tarian Gambuh ini sebagai tanda terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa. “Penari yang menarikan Tarian Gambuh ini mulai dari anak muda hingga orang tua. Dengan jumlah penari 20 orang dan penabuh 20 orang,” tandasnya.