Garap Pelabuhan Benoa, Pelindo III Siapkan Rp 1,7 T | Bali Tribune
Diposting : 19 September 2017 22:10
Arief Wibisono - Bali Tribune
sandbreaking
SANDBREAKING - Para pejabat yang hadir dalam Sandbreaking Ceremony of The Benoa Tourism Port, Senin (18/9) di Pelindo III Benoa.

BALI TRIBUNE - Pelindo III terus berupaya mengembangkan salah satu pelabuhan wisatanya guna mendongkrak kunjungan wisatawan terutama wisatawan kapal pesiar/cruise ship dengan melakukan pelebaran dan pendalaman (sandbreaking).

Acara yang digelar di Dermaga Timur Terminal Internasional Pelabuhan Benoa dikemas dalam “Sandbreaking Ceremony of The Benoa Tourism” dihadiri Menteri Koordinator Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan; Presiden Direktur Pelindo III, Ari Askhara; Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta; dan Walikota Denpasar, IB Rai D Mantra, untuk menyaksikan sandbreaking pengerukan alur Benoa.

Presiden Direktur Pelindo III, Ari Askhara, menyebutkan peningkatan jumlah wisatawan mancanegara ke Bali via jalur laut dari tahun ke tahun semakin meningkat. Sejak tahun 2010 jumlah wisatawan yang semula hanya 13.683 orang mengalami peningkatan tiap tahunnya sebesar 5 persen yang diperkirakan pada tahun 2018 mencapai 91.325 orang.

“Jumlah tersebut akan meningkat seiring akan dilakukannya pendalaman dan pelebaran alur. Tanggal 18 September nanti akan dilakukan sandbreaking sebagai tanda pengerjaan dimulai. Investasi yang dikeluarkan Pelindo III untuk pembangunan Pelabuhan Benoa mencapai Rp 1,7 triliyun dengan investasi infrastruktur terminal Rp 500 milyar dan Rp 1,2 triliyun untuk pengerjaan kolam dermaga dan alur pelayaran,” ujarnya.

Upaya tersebut dilakukan tidak hanya untuk meningkatkan jumlah wisatawan saja, namun untuk mendorong agar Bali tidak hanya menerima penumpang lewat saja namun juga bermalam dan berbelanja sehingga perekonomian juga bisa mendapatkan dampak yang positif. Pulau Bali yang menjadi salah satu destinasi wisata kapal pesiar di Indonesia mempunyai daya tarik tersendiri bagi wisatawan karena memiliki wisata pantai dan alam yang menarik serta masyarakat adat yang masih kental dengan budaya dan kearifan lokalnya.

Event-event maupun konferensi internasional juga sering diselenggarakan di Pulau Dewata. “Dengan semakin banyaknya tamu mancanegara yang datang ke Bali mengikuti event internasional, merupakan kesempatan yang baik untuk mempromosikan pariwisatanya sehingga mereka tertarik untuk datang ke Indonesia lagi, tentunya didukung dengan infrastruktur yang memadai,” kata Ari.

Disebutkan, kondisi eksisting Pelabuhan Benoa saat ini memilki kedalaman alur minus 8 meter Low Water Spring (LWS) yang bisa mengakomodir kapal pesiar dengan panjang kurang dari 210 meter dengan kapasitas penumpang kurang dari 1.400 orang. Setelah sandbreaking nanti, kedalaman alur bisa mencapai minus 12 meter LWS, sehingga kapal dengan panjang lebih dari 300 meter dengan membawa 5.000 penumpang bisa sandar di Pelabuhan Benoa.

“Diperkirakan pertumbuhan wisatawan akan mencapai 28 persen atau sebesar 119.745 wisatawan di tahun 2019 bahkan diprediksi mencapai 6.131.185 wisatawan tahun 2030,” ungkapnya. Corporate Communication Pelindo III, Widyaswendra, menambahkan, guna mendukung pelayanan kapal pesiar, beberapa fasilitas juga dikembangkan di Pelabuhan Benoa seperti dermaga timur yang awalnya 290 meter diperpanjang menjadi 340 meter, perluasan terminal penumpang internasional dengan total 7.887 m2 dengan area kedatangan dan keberangkatan masing-masing 1.000 m2 dan 1.238 m2.

“Tren kapal pesiar di Asia cenderung alami pertumbuhan 40 persen sejak tahun 2012. Sedikitnya 1.320 kapal pesiar beroperasi di Asia pada tahun 2016. Di wilayah Australia juga menunjukan peningkatan dari tahun 2014-2015 mengalami pertumbuhan 14,6 persen tercatat 538 kapal pesiar beroperasi,” jelas Wendra.

Menteri Kordinator Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan dalam kesempatan ini mengatakan, Peran Pelindo dalam hal bisa dikatakan cukup baik dalam mendorong majunya pariwisata Indonesia. Lantas menteri menyebutkan, dalam tahun ini Indonesia memperoleh dua penghargaan dari UN WTO di sektor pariwisata. Pariwisata sebagai industri bisa menggerakkan semua bidang dan mampu ciptakan lapangan kerja.

“Pentingnya pelabuhan dan terminal jadi sangat vital karena ditunggu semua orang,” kata menteri sembari sebutkan, Indonesia tempat investasi yang aman. Ekonomi tumbuh, bahkan ramalan dari beberapa pihak, diprediksi Indonesia tahun 2030 akan jadi negara lima besar kekuatan ekonomi dunia.

Penciptaan lapangan kerja serta ekonomi yang lebih baik, akibatnya kemiskinan bisa teratasi. Bali beruntung pariwisata digerakkan oleh manusia, Bali harus kompak. Kompleksitas masalah di pelabuhan luas, cost dipelabuhan kita potong. Ada pemangkasan biaya USD 50 ribu oleh Pelindo, akibat dari efisiensi dan semua harus masuk dalam sistem.

“Keputusan rapat kordinasi sudah turun soal pengembangan benoa, jadi jangan macam macam lagi, semua harus kompak. Keputusan rapat kordinasi tentang pembangunan pelabuhan Benoa telah ditelurkan pada tanggal 1 Agustus 2017 lalu,” tegas menteri sembari mengingatkan pembangunan harus dilakukan secara holistik dan secara teamwork dan meminta team kerja dengan bagus.

Iapun menyampaikan soal TPA Suwung juga jadi prioritas. Disebutkan Oktober 2018 sudah harus selesai persoalan sampah di Suwung, sedangkan untuk wise energi harapannya selesai Oktober 2019. “GWK juga harus selesai Juli 2018 mendatang. Underpass juga harus selesai. Jadi pembangunan harus dilakukan dengan tulus dan kerja bersama,” tukasnya.

Dalam kesempatan tersebut, Wagub Bali, I Ketut Sudikerta, atas nama Gubernur Bali menyampaikan sangat mendukung pembangunan Bali, untuk mewujudkan Bali yang Mandara. Namun apa daya tangan tak sampai karena keterbatasan dana. Perlu pemerataan Bali Selatan dengan kabupaten lain . “Kemiskinan tersebar di kabupaten lain selain Badung dan Denpasar,” ungkapnya.

Meski demikian ia mengusulkan beberapa proyek ditambah bandara Buleleng. Bahkan dalam kesempatan ia meminta pada menko Maritim untuk segera terbitkan Penetapan Lokasi (penlok) atas Bandara Buleleng. “Investasi Rp50 T dengan komposisi 15 pesen share buat Pemprov, 10 persen Pemkab Buleleng, 5 persen desa di Buleleng. Asumsinya akan ada Rp25 M yang beredar ditiap desa jika dinominalkan.

“Kami minta segera terbitkan Penlok yang telah berikan share ini,” paparnya. Dalam kesempatan ini Wagub d juga menyampaikan masih ada pelabuhan selain Benoa, terutama di kawasan Bali timur, karena selama ini proyeknya terhenti. Oleh karena itu bisa segera diwujudkan oleh menteri, karena pada hakekatnya pembangunan bisa dilaksanakan.