Geliat Pariwisata Dongkrak Potensi Bartender di Bali | Bali Tribune
Diposting : 4 February 2020 04:01
Redaksi - Bali Tribune
Bali Tribune/ BARTENDER – Kemampuan bantender meracik minuman menjadi nilai lebih sebuah outlet minuman, terutama yang menyasar wisatawan mancanegara.
balitribune.co.id | Mangupura - Geliat perkembangan iklim pariwisata turut memberi angin segar dan mendongkrak potensi bartender di Bali. Sehingga bertambahnya hotel, bar, dan beragam outlet minuman di Bali tentu membuat kebutuhan tenaga kerja bartender juga meningkat. 
 
“Peluang kerjanya bartender ini cukup besar, apalagi di Bali hampir tiap minggu ada outlet baru tumbuh, seperti di daerah Canggu, Kuta, Seminyak, Nusa Dua, Ubud dan lainnya, sehingga SDM ini pasti sangat dibutuhkan.
 Umumnya wisatawan yang datang ke Bali untuk bersenang-senang, sambil minum,” kata Robhet Rebecca, Head Organizer Sustainable Challenge Mixologist Competition 2020 di SVA Bali, Jalan Pantai Berawa, akhir pekan lalu.
 
Kompetisi ini menjadi hal penting bagi seorang bartender, setidaknya dengan mengikuti kompetisi hingga mampu meraih juara, maka bartender tersebut dinilai memiliki kualifikasi lebih dan tentu lebih mudah mendapatkan pekerjaan. 
 
“Mengikuti kompetisi dapat menambah wawasan dan pengalaman bagi seorang bartender. Jika menjadi juara, peluang kerjanya lebih besar,” katanya.
 
Kompetisi ini mengangkat tema sustainable dengan maksud memperkenalkan sejak dini tentang pembuatan minuman. Seorang bartender (mixologist) tidak hanya tahu membeli bahan, kemudian mengolah dan mencampur menjadi minuman, tetapi harus peduli pula terhadap kelestarian lingkungan. 
 
Dalam dunia bartender kerap menggunakan bahan lemon atau jeruk. Umumnya, buah ini diperas untuk diambil air sarinya, lalu ampasnya dibuang. “Di event ini mereka harus menggunakan bahan atau buah tersebut dan seminimal mungkin bahan tersebut terbuang. Maka, air perasannya bisa dijadikan fresh juice, ampas bulirnya jadi sirup, kulitnya bisa dipeeling dulu kemudian direbus dengan komposisi campuran yang pas bisa jadi syrup, ampas kulitnya setelah dikeringkan bisa jadi permen. Jadi sangat sedikit bahan yang dibuang, sehingga pembusukan di alam lebih cepat,” jelas Robhet.
 
Pelaksanaan kompetisi ini mendukung Pergub Bali dengan tidak menggunakan bahan plastik. Alhasil, peserta menggunakan batang padi bagian luar, lemon grass, dan alang-alang sebagai pengganti pipet (sedotan).
Ajang "Sustainable Challenge Mixologist Competition 2020" diikuti 37 peserta yang keseluruhan berasal dari Bali. Penilaian dilakukan oleh tiga juri yang berkompeten di bidang mixologist, yaitu Wira Soesana, Yudhistira dan Agung Merta. 
 
“Kita utamakan semi procategory, artinya peserta belum pernah menjuarai 5 kali kompetisi. Peserta adalah perwakilan outlet di Bali seperti bar serta hotel bintang 4 dan 5. Kami belum mengikutsertakan peserta dari luar Bali, karena peserta di Bali saja sangat antusias hingga melampaui target,” kata Robhet.