Gempa Sudah Mengarah pada Letusan = Belum Bisa Dipastikan Kapan Erupsi Gunung Agung Terjadi | Bali Tribune
Diposting : 26 September 2017 19:40
Redaksi - Bali Tribune
GEMPA
DISELIMUTI AWAN - Gunung Agung sebagian besar diselimuti kabut dan awan tebal, Senin (25/9).

BALI TRIBUNE - Kendati dari tanda-tanda yang terekam oleh peralatan di pos pemantau Gunung Agung, termasuk tingginya preqwensi kegempaan dan mulai terjadinya tremor-tremor yang mengarah pada akan terjadinya letusan atau erupsi, namun belum bisa dipastikan kapan erupsi atau letusan itu akan terjadi.

Informasi yang dihimpun koran ini di Pos Pemantau Gunung Agung, di Desa/Kecamatan Rendang, Senin (25/9), secara visual kondisi Gunung Agung memang tidak bisa terpantau karena hampir sebagian besar gunung tertutup kabut dan awan tebal. Namun demikian gempa dengan goncangan cukup tinggi terus terjadi dengan skala masih di bawah 4.0 SR.

Kepala PVMBG Kementrian ESDM, kepada wartawan di pos pemantauan Senin kemarin mengakui jika sejak beberapa hari ini asap berwarna keabuan menyembul dari bibir kawah dengan ketinggian 200 meter dari dinding kawah. Asap tersebut menurutnya adalah manifestasi dari peningkatan aktivitas vulkanik yang ditandai dengan peningkatan preqwensi kegempaan, baik gempa vulkanik dalam, dangkal dan gempa tektonik.

Ditegaskannya, dari peningkatan kegempaan itu, saat ini sudah mulai terjadi tremor-tremor yang merupakan tanda semakin dekatnya terjadi erupsi. “Artinya dalam gunung itu masih bergejolak, dan ini masih harus diwaspadai karena arahnya masih ke erupsi namun soal waktunya kapan kita tidak bisa tau,” tandasnya.

Soal asap yang menyembul itu, dijelaskannya bisa berupa uap air dan bisa berupa campuran gas vulkanik. Sementara kedalaman gempa, kata dia yang namanya magma jampers itu diperkirakan rata 5 kilometer untuk gunung api Indonesia. Dan gempa vulkanik yang terus meningkat itu mennadakan akan terjadi letusan, “Ada rentetan gempa atau swam yang kemudian nyambung menjadi tremor. Jika sudah terjadi tremor artinya tidak akan lama lagi terjadi letusan, dan letusan itu bisa terjadi dalam hitungan jam,” jelasnya.

Namun sampai saat ini tremor tersebut belum terlalu banyak. Bisa saja setelah terjadi tremor akan muncul hembusan asap yang lebih besar. Kendati secara visual gunung agung tertutup awan, namun itu tidak masalah karena yang diukur adalah detak jantungnya dengan menggunakan sensor yang ditaruh di lembah. Data dari sensor itu kemudian ditransmisikan kepos pemantau sehingga bisa diperoleh atau terekam datanya. Sekali lagi ditegaskannya jika gempa-gempa yang terjadi sekarang sudah mengarah keerupsi, cuman kapan persis itu akan terjadi belum ada yang tau.