Gubenur Pastika : Bali Akan Lepas Landas Lebih Kuat Lagi | Bali Tribune
Diposting : 19 December 2017 18:21
Release - Bali Tribune
gathering
Saat acara gethering di Bounty Cruise

BALI TRIBUNE - Krisis yang sedang dialami Bali akibat pemberitaan yang berlebihan kondisi Gunung Agung menjadi momen untuk instrospeksi diri. Gubernur Bali Made Mangku Pastika menegaskan, krisis yang dialami saat ini akan membawa Bali kedepan lebih baik lagi.

"Kita semua bersatu ditempat ini untuk menghadapi krisis yang menurut saya justru akan membawa Bali kedepan akan lebih baik lagi," kata Pastika saat bertemu Aliansi Masyarakat Pariwisata Bali (AMPB) bertempat di Bounty Cruise, Minggu (17/12).

Menurut Pastika, di dalam krisis selalu ada peluang dan ini merupakan iklan luar biasa bagi Bali. Karena dunia saat ini sedang membicarakan Bali, tidak perlu kemana-mana bicara tentang Bali. Karena krisis yang dialami saat ini menjadi pembicaraan siapa saja di dunia. “Oleh karena itu mari kita sambut ini semua dengan optimis. Ini barangkali tanda-tanda alam bahwa Bali akan lepas landas lebih kuat lagi keseluruh dunia,” katanya dengan optimis.

Pariwisata Bali saat ini mengalami berada di titik terendah, dan ini merupakan waktu jeda bagi Bali untuk melakukan instropeksi diri. “Saat ini mari kita koreksi diri, bagi kita yang belum bisa selling happiness, mari kita bersama untuk menuju itu. Jadi saat yang paling baik bagi kita merenung sejenak untuk me-review apakah kita betul-betul layak menjadi ‘The Best Destination In The World’ selama delapan tahun berturut-turut,” katanya.

Pada kesempatan tersebut, Pastika juga mengajak seluruh media bersama-sama memberitakan yang terbaik, karena Bali merupakan spirit-nya Indonesia, apa yang terjadi di Bali akan mempengaruhi daerah lain di Indonesia. “Ini saatnya, waktunya untuk bangun dan terbang mengatasi semuanya. Saya sangat yakin, oleh karena itu mari kita bersatu,” ajaknya.

Selain itu, Pastika juga menghimbau kepada wisatawan untuk tidak takut datang ke Bali. Pihaknya sudah menjamin akan memberikan pelayanan terbaik apabila terjadi bandara Ngurah Rai tutup akan memberikan fasilitas akomodasi dan transportasi ke bandara terdekat secara gratis. "If the airport is closed, I am going to take care of you, to accomodate your accomodation and transportation to the alternative airport. It’s free, and I will move my office to airport," tegas Pastika. Dengan semangat Pastika meyakinkan bahwa Pemerintah dan stakeholder di Bali mampu menghadapi kebencanaan ini.

Sependapat dengan itu Ketua AMPB, Gusti Kade Sutawa juga mengajak pelaku pariwisata Bali baik hotel, restoran dan yang terpenting media massa di Bali untuk memberikan informasi positif tentang Bali. “Bagaimanapun juga sekarang yang ‘take lead’ adalah media, baik media sosial maupun media cetak dan elektronik,” katanya. Gusti berharap Bali dapat bersatu mendukung keputusan pemerintah, bahwa apabila bandara tutup akan menyiapkan akomodasi dan transportasi ke bandara terdekat.

Gubernur Pastika menjelaskan, Gunung Agung baru meletus tahun 1963, saat itu letusannya pada level 5, dengan jarak terdampak hanya 9-12 kilometer dari pusat kawah. Saat itu hanya 22 desa yang terdampak dari 716 desa di Bali. Saat letusan tahun 1963 Gunung Agung memiliki kawah yang kecil sehingga letusannya dahsyat, namun sekarang kawahnya membesar lima kali lipat dan yang terjadi hembusan-hembusan kecil bukan letusan dahsyat.

Dengan kondisi tidak ada transportasi, tidak ada alat-alat komunikasi canggih, tidak ada alat-alat peringatan dini saat itu menyebabkan masyarakat tidak siap siaga, berbeda kondisinya dengan saat ini.

“Kita berusaha meyakinkan negara-negara yang selama ini melarang masyarakatnya datang ke Bali untuk segera mencabut travel advice atau travel warning, karena kita sampaikan bahwa Bali itu aman, kecuali radius 8 kilometer dari puncak gunung, hanya itu. Dan kita jamin juga bahwa kalau sudah di Bali kita akan memberikan perhatian dengan sebaik-baiknya, kita akan mengatur penginapan dan transportasi mereka secara gratis ke alternatif bandara terdekat,” kata Pastika.

Penjelasan ini sekaligus untuk menampik anggapan yang keliru dari negara-negara yang mengeluarkan peringatan perjalanan, dan usaha menyakinkan bahwa Bali aman dari letusan Gunung Agung. Pastika menekankan kekeliruan dalam memaknai istilah, khususnya terkait terjemahan bahasa Inggris untuk kata erupsi (eruption), dan kegempaan (earthquake) yang dijelaskan oleh para ahli Vulkanologi tidak mengerikan seperti yang dibayangkan.

"Persepsi yang keliru inilah akhirnya di luar sana mengartikan bahwa telah terjadi erupsi dan  gempa bumi yang dahsyat di Bali," jelas Pastika seraya mengajak media, baik media sosial dan media cetak serta elektronik untuk memberikan informasi yang tidak terlalu membesar besarkan dan mebombastis bentuk pemeberitaan tentang Gunung Agung.