Gubernur Bantu Balita Penderita Gizi Buruk | Bali Tribune
Diposting : 31 May 2017 21:07
release - Bali Tribune
gizi
I Made Dwi Rismawan pengidap gizi buruk asal Br. Uma Sari Kauh, Ds. Pering Sari, Selat, Karangasem dalam pangkuan ibunya.

BALI TRIBUNE - Info Balita pengidap gizi buruk di Br. Uma Sari Kauh, Desa Pering Sari Selat, Karangasem yang diunggah seorang netizen lewat media sosial mengundang perhatian Gubernur Made Mangku Pastika. Mengutus Tim Biro Humas dan Protokol Setda Provinsi Bali, Gubernur memberikan bantuan guna meringankan derita sang bayi.

Tiba dilokasi Senin (29/5) lalu, tim mendapati I Made Dwi Rismawan dalam kondisi yang sangat memperihatinkan. Ia yang terus dipangku Ibunya Ni Ketut Kasih, hanya terbaring lemah, desah menahan sakit sesekali keluar dari bibirnya.

Bukan itu saja, dahak menguning pun kerap keluar dari bayi malang ini tatkala ia terbatuk.

Menurut penuturan Kasih, putra keduanya mulai jatuh sakit saat berumur 1th 7hr, yang dimulai dengan kulit wajahnya mengelupas, dan kemudian kondisinya semakin drop.

Saat diperiksakan kala itu, oleh dokter anaknya dinyatakan menderita kondisi gisi buruk, dan karena kendala susah menelan, pada hidung Made Dwi akhirnya dipasang selang untuk membantu memberikan asupan makanan berupa susu.

Sementara itu, ayahnya I Kadek Arsa, merasa heran dengan diagnose dokter yang menyatakan tidak ada penyakit kronis namun kondisi anaknya tidak kunjung membaik.

“Diagnose dokter tidak ada kelainan kronis, paru-parunya dibilang tidak apa-apa, tetapi dahaknya terus keluar, sehingga proses asupan makanannya terganggu,” ujar Arsa.

Ia yang hanya bekerja sebagai buruh batu tabas, mengaku tidak kuat menanggung biaya pengobatan dan pembelian susu yang harus rutin diberikan setiap jam.

“Kalau anak normal seusianya harusnya sudah bisa dikasi makan bubur atau buah-buahan yeng tentunya biayanya lebih murah, saya hanya bekerja sebagai buruh kalau harus beliin susu, terus terang saya tidak mampu menanggungnya, walaupun begitu saya tetap akan berusaha hingga anak saya sembuh,” imbuh Arsa seraya mengharapkan uluran tangan dari pemerintah terutama untuk pemerikasaan dan pengobatan yang lebih intensif.

Perbekel Desa Pering Sari I Wayan Bawa, yang ikut mendampingi tim dilokasi menyatakan Keluarga Arsa tidak masuk dalam daftar Rumah Tangga Sasaran (RTS), sehingga bantuan tidak bisa diberikan secara maksimal.

Namun hal itu tidak membuatnya tinggal diam, Ia mengaku tetap memfasilitasi pengobatan anak Arsa yang kondisi ekonomi keluarganya memang tidak terlalu mampu, berupa surat keterangan yang diajukan ke Dinas Sosial Kabupaten Karangasem.

“Untuk pengobatan keluarga itu memanfaatkan tanggungan BPJS, dari yang sebelumnya masuk dalam kategori pasien umum,”terang Perbekel Bawa.

Lebih jauh, Bawa berharap dengan adanya koordinasi yang baik dengan Pemkab maupun Pemprov, anak Arsa bisa mendapatkan pengobatan yang layak.

Adapun bantuan dari Gubernur Bali berupa uang tunai yang diserahkan perwakilan tim humas dan protokol. Terkait pengobatan lebih lanjut terhadap I Made Dwi Rismawan akan dikoordinasikan dengan instansi terkait.

Melalui kesempatan itu, juga diharapkan dapat menggugah rasa kepedulian masyarakat terhadap sesama yang membutuhkan.