Gubernur Buka Sinode IV Keuskupan Denpasar, Bangga Keharmonisan di Bali Terjaga | Bali Tribune
Diposting : 27 November 2017 18:20
Redaksi - Bali Tribune
pastor
FOTO BERSAMA - Gubernur Bali, Made Mangku Pastika foto bersama Uskup Denpasar dan para pastor seusai membuka Sinode IV kemarin.

BALI TRIBUNE - Gubernur Bali, Made Mangku Pastika bangga dengan kehidupan masyarakat di Bali yang rukun dan harmonis. Ini berkat komitmen seluruh komponen masyarakat Bali, termasuk seluruh umat beragama di antaranya umat Katolik.

"Untuk itu saya memberikan apresiasi kepada para rohaniwan, seluruh umat, khususnya umat Katolik sebagai bagian integral dari masyarakat Bali. Peran ini, saya harapkan untuk terus ditingkatkan," ungkap Mangku Pastika saat membuka Sinode IV Keuskupan Denpasar di Gereja Katolik Maria Bunda Segala Bangsa Nusa Dua, Minggu (26/11).

Dikatakan Mangku Pastika, Bali sedang mengalami proses transformasi sosial budaya, baik karena faktor internal dari dinamika kehidupan masyarakat Bali yang sudah bergerak cepat, yang sudah bercirikan speed, surprise, and suddenshfit maupun faktor eksternal.

Fenomena ini tentu juga berpengaruh pada eksistensi umat beragama dan kualitas kerukunan hidup beragama. Berbagai nilai modernitas yang berkembang sangat berpotensi menimbulkan gangguan dan ancaman pada keharmonisan dan kerukunan masyarakat Bali.

"Salah satunya adalah sikap eklusif. Sikap ini harus dihindari karena akan menjauhkan seseorang atau kelompok, bahkan umat beragama dari lingkungan sosial," ujarnya.

Untuk itu ia menyambut baik dan mendukung pelaksanaan Sinode karena sebagai wahana startegis untuk mengevaluasi program pembinaan umat yang telah dilaksanakan oleh Keuskupan Denpasar, sekaligus merumuskan program kedepan.

Kemajuan pembangunan serta dinamika globalisasi, telah membawa berbagai dampak. Apalagi Bali, dengan berbagai kemajuan membawa konsekuensi semakin berkembang pula permasalahan umat.

"Mari terus kita tumbuhkan budaya hidup menyama braya, budaya hidup bersaudara dalam perbedaan karena perbedaan itu jika dikelola dengan baik akan muncul harmoni, kedamaian dan kerukunan dan akhirnya akan memberikan manfaat besar bagi kesejahteraan," imbuhnya.

Uskup Denpasar, Mgr. DR. Silvester Sun, Pr mengatakan, umat Katolik di keuskupan Denpasar adalah kawanan kecil. Namun umat Katolik siap menghadapi era globalisasi dan mampu hidup dengan keanekaragaman, serta menciptakan persatuan dan kesatuan berdasarkan falsavah Pancasila dan Undang - Undang Dasar 1945. "Umat Katolik Keuskupan Denpasar siap menjadi garam dan terang dunia. Dengan semangat Iman dan Kasih umat Katolik akan mewujudkan Bali yang Mandara sesuai dengan semboyan provinsi Bali," ujarnya.

Sementara Ketua Panitia Sinode IV, Rm. Herman Yoseph Babey, Pr mengatakan, Sinode adalah panggilan Bapak Uskup Denpasar bagi seluruh umat Katolik untuk berjalan bersama dalam membangun gereja agar semakin berkualitas, berdaya pikat dan berdaya guna di tengah dunia.

Gereja Katolik Keuskupan Denpasar menyadari bahwa keberadaannya di Bali dan NTB, bahkan di seluruh nusantara hanyalah merupakan sebuah kawanan kecil. "Kendati sebagai kawanan kecil, tetapi gereja Katolik merupakan bagian integral dari NKRI bersama komponen masyarakat beragama lainnya. Gereja selalu memandang bahwa yang lain sebagai satu saudara yang bersama-sama memiliki semangat besar dalam memajukan bangsa dan negara yang berazaskan Pancasila, dan dituntun oleh UUD 1945, serta menjunjung tinggi spirit Bhineka Tunggal Ika serta menegakkan NKRI," tegasnya.