Hanya 20 Orang Ikut Test Kuliah Gratis ke LN, Sebelum Dikirim ke LN, Peserta Wajib Kursus Bahasa Inggris | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 14 June 2018 22:28
I Made Darna - Bali Tribune
Ilustrasi para sarjana di LN.
BALI TRIBUNE - Calon mahasiswa yang mengikuti program beasiswa gratis kuliah ke luar negeri (LN) diuji kemampuan Bahasa Inggrisnya. Pihak Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Badung bahkan secara khusus melakukan test terhadap para pendaftar.
 
Sayangnya, dari 21 orang yang mendaftar hanya 20 orang yang ikut test Bahasa Inggris. Sedangkan, satu orang lagi tidak hadir. Dengan jumlah 20 orang ini, otomatis sudah memenuhi kuota 20 orang yang disiapkan pemkab Badung. Rencananya, per orang akan mendapat biaya tanggungan maksimal Rp 500 juta per tahun di kampus yang mereka tuju.
 
Untuk memantapkan kembali Bahasa Inggris mereka, Disdikpora bahkan mewajikan 20 pendaftar ini mengikuti kursus Bahasa Inggris lagi selama 50 jam.
 
“Kuota yang kami siapkan sebenarnya 20 orang. Tapi yang mendaftar 21 orang dan yang hadir saat test Bahasa Inggris hanya 20 orang, satu orang lagi tidak hadir,” ungkap Kepala Disdikpora Badung Ketut Widya Astika, Rabu (13/6).
 
Nah, peserta yang tidak hadir ini sudah berusaha dihubungi. Namun, nomor ponselnya justru tidak aktif. “
 
“Kita test dulu Bahasa Inggrisnya sebelum mengikuti test di kampus yang mereka tuju,” jelas Astika.
 
Tes Bahasa Inggris ini, kata dia, hanya untuk memantapkan peserta yang ingin mendaftar kulian ke luar negeri. Setelah mengikuti tes Bahasa Inggris, ia menjelaskan bahwa semua peserta diberikan kursus Bahasa Inggris selama 50 jam.
 
“Setelah tes Bahasa Inggris, semua peserta kami berikan kesempatan untuk mengikuti tahap berikutnya. Kami akan kursuskan semua peserta selama 50 jam,” tegasnya.
 
Kursus Bahasa Inggris ini merupakan kursus untuk menantapkan peserta dalam menghadapi tes yang akan di ikuti di universitas yang dituju. “Secara umum bekal bahasa inggris peserta bagus,” ujarnya.
 
Pejabat asal Kuta Utara ini juga menjelaskan bahwa semua tes dari perguruan tinggi di luar akan menggunakan Bahasa Inggris. Sehingga kursus yang diberikan kusus untuk tes Bahasa Inggris. “Mereka tes pasti menggunakan bahasa Inggris, jadi kami kursuskan lagi,” imbuhnya.