Harga Properti Komersial Bali Masih Stabil, Ditengah Pulihnya Permintaan | Bali Tribune
Bali Tribune, Kamis 28 Maret 2024
Diposting : 7 August 2018 20:50
redaksi - Bali Tribune
Causa Iman Karana
Causa Iman Karana
BALI TRIBUNE - Kepala Perwakilan Bank iIndonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana memeparkan, hasil Survei Perkembangan Properti Komersial yang dilaksanakan Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Bali pada triwulan II-2018 untuk lokasi Denpasar dan Badung  menunjukkan harga sewa dasar sewa ruang perkantoran dan harga sewa ritel pusat perbelanjaan stabil, sedangkan harga apartemen service dan kamar hotel sedikit meningkat seiring meningkatnya permintaan. Secara umum, permintaan atas properti komersial di triwulan III-2018 diperkirakan akan terus membaik seiring peningkatan kunjungan ke Bali pasca membaiknya kondisi Gunung Agung dan maraknya penyelenggaraan event internasional di Provinsi Bali. 
 
Rata-rata harga sewa dasar ruang perkantoran, pasar perkantoran sewa di Bali, adalah Rp162.500/m2 per bulan dengan rata-rata service Rp50.000/m2 per bulan, masih sama dengan triwulan I-2018. Sedangkan rata-rata tingkat hunian perkantoran sewa mengalami sedikit kenaikan yaitu sebesar 0,74% dibanding triwulan sebelumnya. Ukuran ruang perkantoran sewa yang cenderung diminati saat ini adalah ruang dengan ukuran yang relatif kecil dan sedang, dengan kisaran luas 50m2 hingga 100m2. Pasokan ruang perkantoran tidak mengalami perubahan karena belum ada gedung perkantoran komersial baru.
 
Pasar Ritel Sewa/Pusat Perbelanjaan di Bali memiliki tingkat hunian cukup besar yaitu 85,91% dari total pasokan 237.009 m2 yang berasal dari 11 pusat perbelanjaan di Kuta, Nusa Dua, Seminyak, Renon dan Benoa. Tingkat hunian tersebut mengalami peningkatan dengan mayoritas penyerapan berasal dari ritel yang mendukung gaya hidup masa kini dan memenuhi kebutuhan wisatawan mancanegara seperti F&B, apotek, dan money changer. Peningkatan rata-rata tingkat hunian sebesar 0,23% dari 85,67% pada triwulan lalu. Pasokan pada triwulan II-2018  tidak berubah karena belum ada rencana pembangunan pusat komersial baru yang difungsikan sebagai tempat perbelanjaan dengan konsep mall. Pasokan ini belum berubah sejak triwulan III-2017. Rata-rata harga sewa pusat ritel di wilayah Kota Denpasar dan Kabupaten Badung pada triwulan II-2018 cenderung tetap. Sedangkan rata-rata hunian pada triwulan III-2018 diproyeksikan akan mengalami peningkatan, terutama dikontribusi oleh tenant F&B di pusat ritel dengan konsep lifestyle mall. Erupsi Gunung Agung yang terjadi di awal triwulan III-2018 tidak akan berdampak signifikan terhadap market ritel, karena wisatawan sudah lebih ‘smart’ dan ‘prepare’ dalam menghadapi bencana, Pemerintah juga memberikan dukungan untuk menarik wisatawan kembali ke Bali.
 
Rata-rata harga jual apartemen strata title di Bali triwulan II-2018 dari 3 tower pengembangan dengan segmen pasar kelas menengah adalah Rp13.292.063/m2, relatif sama dengan harga yang dipublish di awal tahun dengan rata-rata tingkat penjualan mencapai 73,52%. Namun demikian tidak terjadi penyerapan unit selama triwulan II-2018. Sektor apartemen jual tidak begitu diminati sebagai salah satu pilihan investasi di Bali. Sama halnya dengan tahun sebelumnya, investor cenderung lebih memilih kondotel karena terdapat tawaran return investasi dan pemilik unit dapat menikmati properti dalam jangka waktu tertentu. Sedangkan untuk apartemen service, pasokan apartemen service (sewa) di wilayah Kota Denpasar dan Kabupaten Badung pada triwulan II-2018 adalah sebanyak 141 unit yang berasal dari 3 proyek apartemen service. Ketiganya berada di wilayah Kabupaten Badung. Tidak terjadi penambahan proyek apartemen servis di Bali selama periode laporan. Rata-rata tingkat hunian sebesar 72,94% menyisakan 38 unit yang belum tersewakan. Terjadi kenaikan persentase rata-rata tingkat hunian yang cukup signifikan, yaitu 10,46% dengan jumlah penyerapan unit bersih sebesar 15 unit. Permintaan berasal dari wisatawan mancanegara yang long stay di Bali. Mayoritas adalah turis dari Australia-Perth, karena bertepatan dengan libur dan musim dingin di Australia sehingga lebih memilih untuk berlibur (long-stay) di Bali. Hal ini, mendorong naiknya rata-rata harga sewa sebesar 9,03%.