Hasil Tangkapan Melimpah, Harga Ikan Anjlok | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 16 October 2018 12:06
Putu Agus Mahendra - Bali Tribune
MELIMPAH - Nelayan mengeluhkan harga ikan anjlok di saat hasil tangkapan mereka melimpah setelah musim paceklik.
BALI TRIBUNE - Di tengah melimpahnya hasil tangkapan ikan di peraiaran selatan Jembrana sejak beberapa bulan belakang ini, harga jual ikan di kalangan nelayan di Jembrana justru anjlok. Kondisi harga ikan yang anjlok ini diakui oleh sejumlah nelayan tangkap di pesisir Desa Pengambengan, Negara terjadi setiap ikan hasil tangkapan melimpah.
 
 
Berdasarkan informasi yang diperoleh di Tempat Pelelangan Ikan (TPI)  di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan, Negara, harga ikan jenis tongkol yang awalnya mencapai Rp15 ribu saat ini disentra perikanan tangkap ini justru anjlok hingga berada pada kisaran harga Rp 4 ribu sampai Rp 3 ribu perkilogram. 
 
Salah seorang pengurus perahu, H. Sualimi dikonfirmasi, Senin (15/10), mengatakan tanda-tanda harga ikan akan anjlok sudah mulai dirasakan nelayan saat pabrik maupun pemilik cold storage mengurangi pembeliannya karena tempat penyimpanan ikan mereka sudah penuh akibat melimpahnya hadsil tangkapan ikan sejak beberapa pekan belakangan ini. "Bahkan harga ikan tongkol sempat turun sampai dibawah Rp3000 perkilogram. Ya seperti inilah harganya kalau hasil tangkapan nelayan banyak," ungkapnya. 
 
Dalam kondisi hasil tangkapan ikan yang melimpah seperti sekarang ini menurutnya ikan tongkol hasil tangkapan nelayan yang masih segar hanya dijadikan tepung atau direbus seperti halnya mengolah ikan hasil tangkapan ikan yang rusak sehingga otomatis membuat harganya turun. "Ikan yang direbus untuk dijadikan tepung biasanya ikan-ikan yang sudah tidak bagus, tapi dengan hasil tangkap nelayan yang sudah tidak tertampung pabrik maupun pasaran, terpaksa dijual untuk membuat tepung sehingga harganya murah," jelasnya.
 
Seorang anak buah perahu selerek di Pengambengan, Eman mengatakan rata-rata perahu selerek yang berjumlah ratusan unit setiap harinya bersandar membawa hasil tangkap hingga puluhan ton ikan tongkol. Menurutnya, dampak rendahnya harga ikan ini tidak hanya dirasakan oleh nelayan, tetapi juga dikeluhkan oleh para pedagang yang membeli langsung dari perahu, karena mereka kesulitan untuk mendapatkan pasaran dengan harga yang layak. 
 
Salah seorang pedagang ikan mengatakan Karyono mengaku sebagai pedagang ikan ia juga merasakan hal yang sama yang dihadapi nelayan saat hasil tangkapan melimpah dan harus mengikuti harga pasaran ikan termasuk saat anjlok. "Sama, ikan yang saya beli dari nelayan juga lebih banyak terjual untuk pengusaha tepung ikan. Kalau hasil tangkap nelayan tidak banyak seperti sekarang, ikan bisa saya jual ke pabrik atau ke pedagang yang lebih besar yang mengirim ikan keluar pulau," ungkapnya. 
 
Fluktuasi harga ikan yang drastis ini sudah menjadi hal yang lumrah bagi nelayan, yang hanya bisa pasrah ikan hasil mereka melaut semalaman dihargai murah. Bahkan para nelayan di PPN Pengambengan mengaku juga telah menyampaikan keluhan kepada  Menteri Kelautan Dan Perikanan Susi Pudjiastuti berkunjung ke PPN Pengambengan beberapa waktu lalu. terkait anjloknya harga ikan saat hasil panen ikan melimpah.
 
Para nelayan berharap solusi yang diberikan oleh Menteri Susi untuk mendorong BUMN maupun BUMD untuk membeli ikan tangkapan nelayan dengan harga yang layak bisa segera terealisasikan. Saat berkunjung ke PPN Pengambengan beberapa waktu lalu, Menteri Susi mendapati harga ikan sudah menyentuh Rp 9 ribu perkilogram dan menurutnya harga itu rendah karena idealnya harga ikan tetap diatas Rp10 ribu. 
 
"Kami mendorong BUMN maupun BUMD untuk membeli ikan nelayan, atau bisa juga membentuk semacam koperasi untuk mengatasi anjloknya harga ikan. Kami ajak pemerintah daerah lewat BUMD turut serta menjaga stabilitas harga ikan dengan membeli ikan nelayan," ujar Menteri Susi beberapa waktu lalu.