Hasilkan Komoditas Berkualitas Ekspor, Petani Kakau Jembrana Diminta Kembangkan Agrowisata | Bali Tribune
Bali Tribune, Sabtu 30 Maret 2024
Diposting : 8 December 2017 20:56
Putu Agus Mahendra - Bali Tribune
ekspor
DIMINTA - Petani kakau Jembrana yang telah menghasilkan produk berkualitas ekspor diminta mengembangkan potensi agro wisata.

BALI TRIBUNE - Selain diminta mempertahanakan kualitas dan meningkatkan kuantitas hasil panen, setelah masuk sebagai penghasil kakau berkualitas internasional, kini para patani coklat di Jembrana diminta mengembangkan kreatifitas untuk potensi wisata agro.

Wakil Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan saat Workshop ToC (Theory of Change) dalam rangka pelaksanaan Kegiatan Implementasi Program UTZ/Kakao Lestari di Kabupaten Jembrana bertempat di Hotel Jimbarwana, Kamis (7/12), menyatakan prestasi nasional dan Internasional yang diraih Kakao Jembrana ini merupakan perjalanan yang sangat panjang dari tahun 2011.

Wabup Kembang yang didampingi Anggota DPRD Kabupaten Jembrana, Ketut Suastika dan Putu Suegardana Cita dihadapan para petani coklat se-Jembrana mengatakan perjalanan panjang atas prestasi kakau Jembrana ini merupakan kolaborasi yang terjalin dengan baik antara Pemkab Jembrana bersama Yayasan Kalimajari dan Koperasi Kerta Samaya Samaniya. Bahkan orang nomor dua di Bumi Makepung Jembrana ini mengapresiasi salah satu sample petani coklat Made Sugandi berhasil meraih menyisihkan 166 sample dari 44 negara di Event Cocoa Excelence beberapa waktu lalu di Perancis.

Para petani kakau di Jembrana diharapkan agar tetap menjaga kualitas hasil panen dan selalu berusaha untuk meningkatkan kuantitas produksinya. Pada tahun ini petani coklat Jembrana telah berhasil mengirim 55 ton biji fermentasi dan harapannya jumlah ekspornya pada tahun depan harus bisa lebih ditingkatkan lagi. Selain itu pihaknya mengatakan negara lainnya akan ikut masuk menyusul buyer (pembeli) Internasional yang selama ini dari Perancis dan Jepang.

Wabup Kembang menyarankan agar para petani kebun ini mulai mengemas kebun coklatnya menjadi wisata agro. Sesuai pengalaman yang diperolehnya saat berkunjung ke negara lain yang selalu melihat pengolahan coklat yang berasal dari biji hingga produk turunannya. Sangat jarang ada yang mengkemas mulai dari pembibitan, menanam, hingga proses fermentasinya.

Kembang berharap dengan Workshop ToC (Theory of Change) semua komponen yang ada di Jembrana baik itu Pemkab, Yayasan Kalimajari, Koperasi Kerta Samaya Samaniya serta perbankan memiliki kesamaan mimpi yaitu untuk melestarikan kakao Jembrana.

Direktur Yayasan Kalimajari, Agung Widi didampingi Ketua Koperasi Kerta Samaya Samaniya Wiadnyana berharap semakin banyak subak abian di Jembrana yang mengikuti program kakao lestari. Dari 138 subak abian yang ada di Jembrana, program Kakau Lestari baru diikuti oleh 38 subak abian. Selain fokus pada volume hasil panen, menurutnya dengan program Kakau Lesatari kualitas kakaonya juga menjadi perhatian serius. Kakao Jembrana dikatakan memang berbeda dan berkualitas terbukti dengan diraihnya sejumlah penghargaan seperti sertifikat UTZ, Organic EU dari USDA.

Bahkan raihan prestasi kakau Jembrana yang mengagumkan dengan memperoleh penghargaan pada event Cocoa Excelence 2017 di Perancis beberapa waktu lalu. Pihaknya berharap masyarakat semakin bangga dengan keberadaan komoditas perkebunan berupa coklat Jembrana yang berkualitas ekspor. Pihaknya meminta para petani kakau tidak hanya memproduksi biji namun juga bisa menghasilkan produk turunannya.