Hetaran Tanaman Semangka Meranggas | Bali Tribune
Diposting : 1 July 2017 11:54
Putu Agus Mahendra - Bali Tribune
Subak
TERANCAM - Petani di Subak Telepud terancam merugi akibat hektaran tanaman semangka kini meranggas karena terserang hama.

BALI TRIBUNE - Petani di Bumi Makepung Jembrana kini kembali merugi. Seperti yang dialami oleh para petani semangka yang terancam gagal panen karena serangan hama yang mengganas.

Hektaran tanaman semangka di Subak Telepud, Desa Delod Berawah, Mendoyo kini meranggas. Hampir seluruh tanaman semangka milik petani lokal setempat yang diserang penyakit cacar daun yang disebabkan oleh jamur. Akibatnya, daun-daun semangka menjadi mengering bahkan  mati. Hektaran tanaman semangka di kawasan subak di pesisir pantai ini saat ini9 sudah memasuki masa berbuah tetapi belum siap untuk dipanen. Namun parahnya di tengah proses pembesaran buah seluruh daun pada tanaman menjalar ini hingga tidak tersisa karean gugur.

Salah seorang petani semangka Nengah Kirna asal Banjar Telepud, Desa Delod Berawah, Jumat (30/6), mengatakan  hekataran tanaman semangka milik para petani sudah mulai terserang penyakit cacar daun di saat usia tanaman berumur sekitar 45 hari dan buahnya baru sebesar kelapa gading.Ia mengaku memiliki 40 are tanaman semangka yang juga tidak luput dari serangan penyakit itu.

Menurutnya, tanaman semangka yang terkena penyakit cacar daun ini akan berdampak pada buah. Apabila sudah terserang maka buahnya akan menjadi kecil dan tidak akan mau membesar lantaran daunnya yang sudah mengering sehingga tidak bisa melakukan fotosintesis. Ia memastikan para petani semangka akan merugi apabila tanaman semangka mereka sudah terserang cacar daun itu. Bahkan untuk balik modal saja sudah sangat sulit, meskipun diakuinya saat ini harga buah semangka tergolong mahal, yakni mencapai Rp 4700 per kilogramnya. Petani sudah berusaha melakukan penyemprotan dengan pestisida namun menurutnya penyakit cacar ini sulit dikendalikan.

Untuk menanam semangka seluas 40 are, dari usia tanam hingga masa panen, ia mengaku mengeluarkan biaya hingga Rp 15 juta. Biaya tersebut meliputi sewa lahan Rp 60 ribu per are, ongkos tenaga, hingga biaya perawatan sampai panen. Jika tanaman semangka sudah terserang penyakit seperti sekarang ini hanya akan mendapatkan hasil tidak lebih dari 10 juta. Nilai itu  tidak akan balik modal. Dari pengalamannya menanam semangka sejak 40 tahun lalu, penyakit cacar daun  biasanya menyerang tanaman semangka ketika cuaca ektrim yakni disaat curah hujan dan panas tidak menentu seperti yanmg terjadi belakangan ini.

Jika terserang penyakit cacar menurutnya petani masih bisa memetik hasil panen meskipun sedikit. Namun parahnya apabila tamanan semangka terserang penyakit layu maka petani tidak bisa memanen semangkanya. Penyakit layu itu saat ini tidak ada obatnya karena yang diserang adalah bagian akarnya. Penyebabnya adalah serangan bakteri. Tanaman semangka yang diserang bakteri pada akar biasanya saat berumur 30 hari. Setelah terserang bakteri, tanaman akan menjadi layu dan terus mati sehingga tidak bisa dipanen. Bahkan saat ketika tanaman semangka yang sudah berbuah diserang penyakit ini maka buahnya juga akan tidak bisa dipanen karena ikut busuk.

Sejumlah petani semangka mengaku sudah banyak ada tanaman semangka dikawasan subak setempat yang terkena penyakit layu dan akhinya meranggas mati. Penyakit itu tidak bisa dikendalikan.