Hujan Abu Lebat Landa Desa Pempatan Rendang | Bali Tribune
Diposting : 13 December 2017 18:38
Redaksi - Bali Tribune
Gunung Agung
Semburan asap pekat di puncak Gunung Agung yang menyebabkan hujan abu di Desa Pempatan Rendang.

BALI TRIBUNE - Gunung Agung masih menunjukkan ativitasnya, gempa tremor menerus hingga overscale termasuk gempa hembusan dan gempa low freqwensi, masih terjadi. Selain itu, gempa vulkanik dalam dan dangkal juga terus terekam seismograf  di Pos Pantau Gunung Agung.

Berdasarkan pantauan koran ini di Pos Pantau Gunung Api Agung, Kecamatan Rendang, Karangasem, Selasa (12/12), sejak pagi sudah terjadi beberapa kali letusan disertai hembusan abu vulkanik dan asap solfatara hingga ketinggian 2.500 meter di atas permukaan kawah.

Selain itu, hujan abu cukup lebat juga melanda wilayah Desa Pempatan, Kecamatan Rendang dan beberapa wilayah di Kecamatan Selat yang masuk wilayah KRB III.

Terkait hal ini, Kasubid Mitigasi Bencana Wilayah Barat, PVMBG Kementerian ESDM, Kristianto, kepada wartawan di Pos Pantau, kemarin menjelaskan jika potensi terjadinya hujan abu lebat masih cukup tinggi jika melihat perkembangan aktivitas vulkanik di dalam kawah Gunung Agung saat ini.

“Soal potensi hujan abu lebat, kalau kita lihat dari aktivitas Gunung Agung ya sampai saat ini memang masih didominasi oleh hembusan abu vulkanik dan ini terekam di seismograf kami,” tegasnya.

Hingga sore kemarin, menurutnya, sudah terjadi  lebih dari 20 kali gempa hembusan. Ini menunjukkan jika abu sedikit demi sedikit dikeluarkan, artinya untuk potensi hujan abu jelas masih ada dan kemungkinan akan melanda beberapa wilayah.

“Kemarin saya lihat abu mengarah ke barat laut namun hujan abunya masih tipis. Dan hari  ini hujan abu jatuh di pos pantau tapi masih tipis. Tapi sekarang agak berubah arahnya ke tenggara,” sebutnya.

Lantas apakah ini menunjukkan jika aktivitas Gunung Agung sudah semakin mendekati terjadinya letusan lebih besar? Kristianto sendiri tidak berani memastikan, namun pihaknya hingga saat ini masih terus memantau perkembangan Gunung Agung “day by day” dari berbagai macam metode pengamatan, mulai dari Seismik, Derformasi, pengukuran Gas Magmatik (SO2) hingga pemantauan dari satelit. “Saat ini pun teman-teman masih di lapangan untuk melakukan pengukuran gas SO2,” imbuhnya.

Bagaimana dengan kondisi kawah Gunung Agung? Soal ini pihaknya mengaku juga sedang melakukan pengamatan terhadap data yang terekam oleh satelit. Dari data satelit itu sendiri memang terlihat adanya material lava yang sudah muncul di permukaan kawah. Artinya, aktivitas Gunung Agung lebih didominasi oleh gempa hembusan, gempa low freqwensi. Dan secara visual menurutnya memang terlihat adanya hembusan abu vulkanik yang mengarah ke barat laut hingga ketinggian 2.500 meter dari atas permukaan kawah.

Sedangkan mengenai suara dentuman yang didengar oleh masyarakat di KRB III, menurutnya itu belum terkonfirmasi dengan jelas apakah suara itu berasal dari arah Gunung Agung atau dari fenomena meteorology. Karena, bisa saja itu suara gemuruh ketika akan terjadi hujan.