IHGMA Optimistis Usai Covid-19, Pariwisata Bali Tampil Berkualitas | Bali Tribune
Diposting : 30 March 2020 18:44
Ayu Eka Agustini - Bali Tribune
Bali Tribune / Made Ramia Adnyana

balitribune.co.id | Denpasar - Penyebaran virus Corona (Covid-19) yang semakin meluas hingga menginfeksi warga Bali ini berdampak pada industri pariwisata. Sejak wabah global tersebut menyebar di Indonesia termasuk di Bali, akses masuk ke Tanah Air dari luar negeri pun dibatasi. Hal ini membuat pariwisata menjadi terpuruk hingga sejumlah perusahaan merumahkan pegawainya. 

Pelaku industri pariwisata Bali, optimistis kondisi tersebut akan membaik seiring berjalannya waktu dan upaya tindakan meminimalisir penyebaran Covid-19 yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat di negeri ini. Wakil Ketua Indonesian Hotel General Manager Association (IHGMA), Made Ramia Adnyana menyatakan dengan adanya pengalaman yang dimiliki oleh Bali dalam setiap tantangan pariwisata ini, Ia sangat yakin bahwa pandemik Covid-19 yang telah meluluh lantakkan pariwisata di seluruh dunia termasuk Bali akan kembali bangkit, dengan spirit yang lebih baru dan berkualitas.

"Dari sisi pengalaman menghadapi situasi yang sangat sulit sebelumnya seperti Perang Teluk, Sars Outbreak, Bom Bali, erupsi Gunung Agung dan Sekarang Covid-19," urainya saat dihubungi, Senin (30/3).

Kata dia, dari setiap kejadian selalu memberikan pejajaran yang berharga bagi industri pariwisata Bali terutama betapa pentingnya Crisis Management dalam menjalankan bisnis termasuk bisnis di bidang pariwisata. "Protokol Mitigasi yang kita miliki semakin lengkap dan tentu ini akan menunjukkan kesiapan dan kematangan SDM pariwisata Bali setelah Covid-19 outbreak ini berakhir," jelas Ramia yang juga pengurus Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Badung.  

Hal itu yang menumbuhkan keyakinannya bahwa setelah Covid-19 ini berakhir, pariwisata Bali akan segera reborn atau lahir kembali dan lebih siap untuk menuju pariwisata berkualitas. "Sangat optimis bahwa Covid-19 dapat dilalui dengan baik dan dengan penuh keyakinan," cetusnya. 

Lantas apa yang dilakukan pelaku industri pariwisata Bali saat ini? Ia mengatakan sekarang ini adalah masa emergency. Dari Maret hingga Mei 2020 mendatang akan melakukan social distancing atau jaga jarak sosial untuk semua kegiatan di hotel dan melakukan efisiensi di segala lini guna menghemat biaya. 

Disamping itu juga melakukan general cleaning secara teratur untuk semua kamar dan fasilitas umum. Melakukan online training terhadap staff untuk meningkatkan skill dan kompetensi tim.

"Meminta bantuan pemerintah untuk mempercepat juklak dan juknis terkait POJK Nomor 11, Insentive Pajak PHR, PPh 21, Pajak 25, BPJS, negosiasi PLN dan PDAM agar kita bisa bertahan lebih lama dan tidak terjadi PHK (pemutusan hubungan kerja)," terang Ramia. 

Ditambahkannya, di masa recovery atau pemulihan yang diperkirakan pada Juni - Desember 2020 akan melakukan special campaign dan promo serta periode normalisasi. Januari-Desember 2021 akan melanjutkan promosi secara terintegrasi dan masif ke pangsa pasar.