Infrastruktur Masih Rusak, Hambat Aktiftas dan Perekonomian Warga | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 21 January 2019 21:20
Putu Agus Mahendra - Bali Tribune
JEBOL - Akses jalan antar desa di Yehembang Kangin yang jebol diterjang banjir bandang sebulan lalu hingga kini belum bisa dilalui.
 
BALI TRIBUNE - Kendati tahap rekontruksi dan rehabilitas telah berlangsung, namun hingga kini dampak kerusakan infrastruktur pasca banjir bandang yang terjadi pertengahan Desember 2018 lalu masih dirasakan oleh masyarakat. 
 
Masyarakat yang bermukin di wilayah yang sempat diterjang banjir bandang berharap pemulihan terhadap kondisi infrastruktur public yang mengalami kerusakan bisa secepatnya dilakukan.  Kerusakan infrastruktur ini menghambat aktiftas hingga perekonomian masyarakat.
 
Seperti yang kini masih dialami warga di Desa Yehembang Kangin, Kecamatan Mendoyo. Sebulan pasca musibah banjir bandang yang melanda wilayah permukiman ini, sejumlah infrastruktur diwilayah terdampak langsung banjir bandang ini kini masih dalam kondisi rusat setelah diterjang banjir. Jembatan gantung yang baru saja dibangun di wilayah yang dilintasi daerah aliran sungai (DAS) ini kini kondisinya hancur. Demikian juga  jalan desa yang ada di sebelah jembatan gantung tersebut juga kini masih jebol sepanjang 10 meter. Selain itu akse jalan antar desa penghubung Desa Yehembang Kangin dengan Desa Yehembang yang ada di Banjar Tegak Gede jebol sepanjang 20 meter.
 
Sejumlah warga, Minggu (20/1), mengharapkan akses jalan yang terputus tersebut segera mendapat penanganan karena sangat dibutuhkan warga sebagai akses jalan menuju permukiman serta jalur untuk mengangkut hasil kebun warga sehingga tidak memutar melalui jalur utama yang cukup jauh seperti saat ini. Perbekel Yehembang Kangin Gede Suardika, juga mengakui sejumlah kerusakan infrastruktur yang juga dikatakannya vital bagi aktifitas dan perekonomian warganya itu. Namun sesuai kewenangan dan kapasitas yang dimiliki baik oleh pemerintah desa setempat maupun warganya, pihaknya saat ini hanya baru bisa melakukan penanganan sementara terhadap sejumlah kerusakan tersebut.
 
 
 
Seperti penanganan akses jalan yang dipinggir sungai yang kini terputus setelah diterjang banjir disertai lumpur dan material kayu hutan sebulan yang lalu, pihaknya bersama warga kini  berswadaya untuk mengantisipasi semakin meluasnya kerusakan akibat gerusan air sungai. “Kami sementara mengantisipasi meluasnya kerusakan jalan yang amblas ini dengan melakukan normalisasi alur sungai. Kami sekarang masih meluruskan alur sungai dengan mengeruk menggunakan alat berat. Kami meminjam alat berat di Pemkab Jembrana dan biayanya ditanggung desa dinas bersama desa pekraman. Awalnya alur air  menikung  dan sampai dibawah wantilan dan kini diluruskan sehingga nantinya lebih aman,” paparnya.
 
Langkah antisipasi itu dilakukan menurutnya juga untuk mengamankan wantilan Pura Puseh Yehembang Kangin yang kini sudah tergerus dan rumah-rumah warga di pinggir sungai Yehembang Kangin. “Untuk jalan putus sementara juga diurug pasir dan batu (sirtu),” ujarnya. 
 
Untuk penanganan lebih lanjut pihaknya juga sudah bersurat ke Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali-Penida agar bisa dibantu pembangunan bronjong atau pengaman sungai di beberapa titik yang jebol.  Pihaknya berharap segera dibantu dan diprioritaskan. “Ini penanganan sementara sehingga tidak maksimal serta tidak bertahan lama. Sedangkan yang punya kewenangan terhadap sungai ada di Balai Wilayah Sungai, kami sudah bersurat,” tandasnya.