Jadi Mediasi di BORI, Suwandi Tegas Tak Ingin Atlet Bali Telantar | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 7 August 2018 20:51
Djoko Purnomo - Bali Tribune
Ketut Suwandi
BALI TRIBUNE - KONI Bali benar-benar serius mencari solusi terkait kepindahan atlet Bali ke provinsi lain lantaran tergiur iming-iming bonus. Ini dibuktikan saat menjadi mediasi di Badan Arbitrase Olahraga Republik Indonesia (BAORI), beberapa waktu lalu.
 
Mediasi terkait persoalan perpindahan atlet judo Bangli, Luh Putu Eka Meidiani Pujahasita, yang memaksakan diri pindah ke Jawa Timur (Jatim), sampai harus melakukan gugatan ke beberapa pihak ke (BAORI, termasuk KONI Bali.
 
Diakui Ketua Umum KONI Bali, Ketut Suwandi, pihaknya datang ke BAORI karena panggilan pihak panitera, dan memang statusnya masih perkaranya mediasi, dan belum ke ranah hukum sesungguhnya.
 
“Dalam mediasi itu saya jelaskan semuanya. Karena ini sifatnya kami harus mengamankan atlet Bali yang diiming-iming dibiayai kuliah, oleh
 
pihak di Jatim, maka saya secara tegas minta surat dari rektor dimana Eka dibiayai kuliah, termasuk surat resmi dari KONI Jatim, terkait dengan jaminan dan diterimanya Eka sebagai atlet Jatim. Tapi kenyataannya semuanya yang hadir termasuk Eka sendiri hanya bisa diam,” kata mantan Ketua Umum KONI Badung itu, Senin (6/8).
 
Bahkan tak hanya sampai di situ lanjutnya, jika nantinya benar akan permintaan jaminan tersebut diberikan, maka KONI Bali bakal melanjutkan dengan permintaan mekanisme dan aturan soal mutasi atlet itu sendiri.
 
“Kalau kami sudah berjuang mempertahankan Eka, namun jika upaya itu maksimal dan tetap mutasi itu harus terjadi, pastinya harus ada penggantian dana pembinaan ke Bali, daerah maupun klub asal pejudo itu,” tambah Suwandi.
 
Pria yang kini menjabat dua periode sebagai pemimpin di KONI Bali itu menguraikan, semuanya dilakukan untuk mempertahankan Eka karena KONI Bali tak ingin atletnya yang kurang mampu dibuat semakin kurang mampu. Intinya, jangan sampai ketika Bali sudah menyiapkan pelatda pratama dengan adanya dana pembinaan yang cukup untuk biaya kuliah, ditinggalkan ke daerah lainnya, namun kenyataannya provinsi yang dituju tak memperhatikan ketika prestasi Eka tak lagi bagus,” pungkas Suwandi.