Jajal Lintasan Sawah Berlumpur, Mekepung Lampit Tutup Rangkaian Mekepung 2017 | Bali Tribune
Diposting : 27 November 2017 18:50
Putu Agus Mahendra - Bali Tribune
mekepung
BERPACU - Puluhan peserta makepung lampit berpacu menjajal lintasan sawah berlumpur di Subak Tegal Wangi, Desa Kaliakah, Negara Minggu pagi

BALI TRIBUNE - Event Makepung kembali digelar, Minggu (26/11) pagi. Berbeda dengan event Mekepung Bupati Cup yang telah digelar dua pekan sebelumnya di Lintasan Makepung Sanghyang Cerik, Desa Tuwed, Melaya, event makepung yang merupakan pagelaran balap kerbau khas Kabupaten Jembrana kali ini dilaksanakan di lintasan sawah berlumpur.

Puluhan kerbau berpacu melintasi lintasan sawah berlumpur di Subak Tegal Wangi, Desa Kaliakah, Negara. Begitupula warga dan wisatawan memadati areal persawahan yang menjadi lokasi makepung lampit kali ini. Penonton berusaha mengabadikan setiap moment pada event makepung lampit yang juga menutup event makepung tahun ini.

Event makepung selama setahun tersebut dilaksanakan sebanyak 8 kali eksebisi, 2 event meperebutkan piala bergengsi Bupati Cup dan Jembrana Cup dan diakhiri dengan Lomba Mekepung Lampit ini. Sesuai namanya, makepung lampit terinspiraso dari aktiftas negampit (membajak sawah secara tradisonal). Berbeda dengan mekepung dilintasan kering yang menggunakan kereta, mekepung lampit yang menggunakan areal sawah berlumpur sebagai lintasannya, menggunakan lampit (bajak sawah).

Ratusan fotografer dalam dan luar Bali, serta ribuan penonton dan wisatawan asing tidak melewatkan setiap moment untuk diabadikan dalam bidikan lensa kamera mereka. Begitupula para joki yang mengendalikan pasangan kerbau jaoan meraka tampak antuasias menjajal lumpur untuk meperebutkan juara dengan dukungan supporter timnya masing-masing.

Salah satu wisatawan yang menyaksikan event makepung lampit ini, Mario Blanco yang meruapakan salah seorang seniman lukis dan fotografer asal Ubud ditemui saat menyaksikan makepung lampit Minggu pagi mengatakan atraksi mekepung lampit ini sangatlah unik dari segi foto, cipratan airnya sangat menarik untuk diambil. “Saya sudah memotret berbagai atraksi budaya, mekepung lampit inilah yang paling unik. Hanya ada satu di Jembrana Bali bahkan di dunia,” ungkap Mario mengapresiasi event tahunan ini.

Koordinator Sekha Mekepung Jembrana, I Made Mara mengatakan jumlah peserta Mekepung Lampit kali ini bertambah jika dibandingkan dengan kompetisi yang sama tahun sebelumnya yang juga digelar dilokasi yanga sama. Pada tahun lalu peserta makepung lampit dilokasi yang sama hanya hanya berjumlah 27 peserta sedangakan pada tahun ini bertambah menjadi 38 peserta.

Hadiah yang disiapkan masing-masing Juara 1 sebenasar Rp 5 Juta, Juara 2 sebesar Rp. 4 Juta, Juara 3 sebesar Rp 3 Juta. Selain tiga besar panitia juga menyediakan hadiah untuk Juara Harapan 1 sebesar Rp. 2 Juta dan Harapan 2 sebar Rp 1 Juta.

Bupati Jembrana, I Putu Artha didampingi Sekda Jembrana, I Made Sudiada dan sejumlah pejabat pimpinan OPD Pemkab Jembrana mengatakan event mekepung merupakan atraksi budaya masyarakat Jembrana yang agraris yang sudah semestinya di lestarikan. Ia berharap dengan event seperti lomba mekepung lampit ini bisa makin memperkuat upaya pelestarian atraksi budaya ini.Selain mekepung lampit, menurut Bupati Artha mekepung di darat akan diadakan eksebisi secara rutin setiap minggu di Anjungan Cerdas Jalan Nasional (ACJN) Rambut Siwi, Mendoyo.

Pemenang pada makepung lampit tahun ini masing-masing juara 1 dimenangkan Ngurah Kecap, juara 2 Rajawali, juara 3 Bondol Mas, Juara Harapan 1 India Parwata, dan Harapan 2 Wiring Kuning.