Jasad Sutarsana Berhasil Dievakuasi | Bali Tribune
Diposting : 5 September 2017 15:53
Khairil Anwar - Bali Tribune
jasad
Petugas berhasil mengevakuasi jasad Ketut Sutarya dari himpitan batu besar.

BALI TRIBUNE - Setelah terus menerus dilakukan upaya evakuasi, akhirnya jenazah Ketut Sutarsana (50) yang tewas akibat tertimpa longsoran batu di Banjar Dinas Alas Sari, Desa Pacung, Kecamatan Tejakula, berhasil diangkat dari lokasi musibah, Senin (4/9). Hanya saja, jasad Sutarsana ditemukan tidak utuh karena dua bagian kaki belum ditemukan karena putus akibat tergencet reruntuhan batu.

Keberhasilan melakukan evakuasi tersebut setelah tim gabungan bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng bekerja keras di lokasi berkedalaman 10 meter untuk mengangkat jasad korban. Di tengah medan yang sulit, tim bekerja cukup hati-hati agar tidak menimbulkan getaran  karena berpotensi menimbulkan longsor susulan akibat posisi bebatuan yang sangat rentan.

Kepala Pelaksana Harian BPBD Buleleng, Made Subur mengatakan, usaya untuk mencari sisa tubuh korban yang masih tertimbun reruntuhan batu harus dihentikan mengingat kondisi tidak memungkinkan. Tidak hanya itu, pihak keluarga dan pihak desa pakraman setempat pun sudah memberi sinyal untuk menghentikan pencarian.

“Atas saran keluarga dan desa pakraman kami diminta untuk menghentikan (pencarian bagian kaki). Risikonya sangat tinggi dan kemungkinan akan ada korban lagi kalau diteruskan. Karena batu itu, kena angin saja pasti runtuh, tidak boleh ada getaran, kemarin saja kami evakuasi korban yang meninggal hati-hati sekali,” terang Subur Senin (4/9).

Untuk diketahui, selama ini sebagian besar warga  Desa Pacung berprofesi pencari batu pilah. Dan profesi itu dijalani sejak bertahun-tahun lalu akibat sulitnya mencari pekerjaan lain. Kendati risikonya sangat tinggi, namun pekerjaan itu tetap dilakoni untuk menunjang kehidupan sehar-harinya. Batu pilah ini diambil dengan terlebih dahulu melakukan penggalian dengan linggis atau alat khusus lainnya.

Dan Sutarsana yang tewas dalam musibah itu merupakan salah satu warga miskin. Begitu juga dengan Komang Kardiasa (27)  korban selamat dari runtuhan batu pilah meski mengalami luka serius. Selama ini, mereka sudah setahun bekerja sebagai penambang batu pilah di lahan seluas dua hektare milik Ketut Mandra yang dikontrak oleh Komang Supariasa warga Desa Pacung yang notabene merupakan kakak ipar Kardiasa.

Saat ini jenazah Sutarsana masih dititipkan di RSUD Buleleng dengan biaya Rp180 ribu per hari. Begitu juga korban Kardiasa, hingga Senin (4/9) pukul 09.05 Wita masih dalam perawatan usai menjalani operasi patah tulang pada bagian kaki, paha, dan jari kaki kanan.

”Yang masih dirawat sebelumnya sudah dilakukan tindakam medis karena  ada beberapa patah tulang dan saat ini sudah operasi,” jelas Kasubag Humas RSUD Buleleng, Ketut Budiantara. Sedangkan jenazah korban meninggal, menurut Budiantara masuk ke RSUD sekitar pukul 03.00 dini hari.