Jauhi Narkoba, Mulai dari Diri Sendiri | Bali Tribune
Diposting : 15 May 2017 19:10
release - Bali Tribune
PB3AS
Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, di tengah-tengah para hadirin Podium Bali Bebas Bicara Apa Saja (PB3AS) di Lapangan Renon, Minggu (14/5).

BALI TRIBUNE - Setiap orang mengetahui begitu berbahayanya ancaman yang ditebar oleh penyalahgunaan narkotika dan obat-obatan terlarang (narkoba). Namun begitu menggiurkannya bisnis narkoba bagi para pelakunya yang sudah gelap mata dan tidak memikirkan kerugian yang disebabkan, penyebarannya pun ditakutkan semakin meluas.

Kontrol terkuat terhadap penyalahgunaan narkoba adalah dimulai dari diri sendiri. Setiap orang harus sadar dan membentengi dirinnya untuk tidak mengkonsumsi narkoba. Demikian harapan yang disampaikan Gubernur Bali, Made Mangku Pastika, saat menanggapi pernyataan salah seorang siswi SMA N 1 Denpasar terkait bahaya narkoba yang berorasi di PB3AS, Minggu (14/5).

“Yang menentukan dan bertanggung jawab terhadap kehidupan kita kedepannya adalah diri kita sendiri, jika berani coba-coba konsumsi narkoba dan hidup kita hancur nantinya, itu berarti salah sendiri, jangan pernah menyalahkan orang lain. Untuk itu mari mulai dari diri sendiri untuk menjauhi narkoba, agar kita juga bisa mencegah penyalahgunaan narkoba dilingkungan kita, mulai dari keluarga dan seterusnya kelingkungan yang lebih luas,” tegas Pastika.

Lingkungan, terutama keluarga dan para orang tua pun menurut Gubernur memiliki peranan yang sangat penting dalam memantau peredaran narkoba dilingkungannya. Para orang tua diharapkan bisa tanggap terhadap perubahan perilaku yang dialami anak-anaknya, sehingga bisa meminimalisir dan mencegah penyalahgunaan narkoba. “Jika perilaku anak-anak sudah mulai berubah, tolong segera tanggap, coba periksa aktivitasnya, periksa kamarnya, mungkin saja ada kejanggalan yang ditemui,” ujar Pastika.

Untuk semakin membuka mata masyarakat terhadap bahaya narkoba, mantan Kepala Badan Narkotika Nasional Pusat periode Tahun 2006-2008 ini pun memaparkan jenis-jenis narkoba yang terdiri dari dua jenis yakni yang tergolong Depresan yang melemahkan syaraf-syaraf pemakainya dan lama-lama syaraf pun rusak, seperti pemakaian ganja dan heroin, dengan ciri-ciri pemakai yang kebanyakan diem dan malas mandi.

Dan jenis lainnya yakni Stimulan yang merangsang pemakainya untuk aktif dan terus bergerak seperti pemakai ekstasi dan sabu-sabu. “Kenali ciri-cirinya, jika ada indikasi cepat tegur, periksakan dan laporkan ke pihak yang berwenang. Satu anggota keluarga jika dibiarkan menggunakan narkoba, maka nantinya seluruh keluarga akan hancur. Para pemakai akan menjual apa pun agar mereka bisa membeli narkoba,” imbuh Pastika.

Keprihatinan Remaja

Diungkapkan sebelumnya oleh siswi SMA N 1 Denpasar, Melisa Ayu, penyebaran narkoba saat ini di kalangan generasi muda khususnya para remaja sudah pada taraf memprihatinkan. Untuk itu, Ia pun menyampaikan ajakannya kepada para generasi muda untuk mengisi masa muda dengan kegiatan-kegiatan positif di lingkungan sekolah sehingga bisa mendukung kemajuan daerah.

Seorang siswa SMA N 1 lainnya bernama Dika saat berorasi pun masih menyampaikan seputaran masalah yang dihadapi para remaja. Ia berharap para orang tua bisa memberikan dukungan (support) kepada anak-anak untuk melaksanakan kegiatan di luar jam sekolah, karena menurutnya di luar jam kelas tersebut banyak pengalaman mendidik yang bisa diambil hikmahnya dalam menjalani kehidupan.

 “Pembelajaran tidak hanya di dalam kelas, banyak kegiatan kami di luar jam kelas. Di sanalah kami mendapatkan praktek pembelajaran secara langsung, misal saat kami belajar mencari sponsor untuk kegiatan, kami belajar berinteraksi, berkomunikasi dengan orang yang lebih dewasa, kami belajar tawar menawar, dan lain sebagainya,” sebutnya. Banyak teman-temannya tidak ikut kegiatan di luar jam belajar karena tidak mendapat izin dari orang tua.

Pernyataan siswa tersebut pun mendapat dukungan dari Gubernur Pastika. Kegiatan di luar jam sekolah dinilai bisa membentuk kepercayaan diri, mental dan pengetahuan mereka dalam membangun kemandiriannya. “Para orang tua harus mendukung, karena disanalah mereka bisa mendapatkan ilmu yang sebenarnya bukan sekedar teori, yang bisa membentuk karakter mereka. Ke depan yang ditanyakan bukan asal kalian dari mana, apa agama kalian, tetapi apa yang kalian bisa,” ujar Pastika.