Jelang Idul Adha = Garam Semakin Langka, Harga Naik | Bali Tribune
Diposting : 28 August 2017 17:42
Putu Agus Mahendra - Bali Tribune
GARAM
BELI GARAM - Pedagang dibatasi membeli garam dari distributor akibat kelangkaan yang disebabkan oleh kenaikan harga garam.

BALI TRIBUNE - Kelangkaan yang berpengaruh terhadap kenaikan harga garam masih tetap terjadi di Kabupaten Jembrana bahkan hingga beberapa hari menjelang perayaan Hari Raya Idul Adha.

Kenaikan harga garam beryodium yang terjadi pada bulan Juli lalu hingga menembus harga Rp 6 ribu per kilogram hingga kini masih mengalami lonjakan harga. Bahkan dengan harga garam beryodium dipasaran yang saat ini sudah mencapai Rp 10 ribu perkilogramnya, pasokan garam untuk para pedagang pun kini semakin dibatasi. Para pedagang  justru hanya mendapatkan jatah pembelian maksimal 15 sampai 20 bal garam beryodium.

Data yang diperoleh pada Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Koperindag) Kabupaten Jembrana, dari hasil pemantauan harag menjelang pekan keempat di bulan Agustus ini yang dilaksanakan terakhir pada Kamis (24/8) diketahui garam beryodium kemasan isian 250 gram sebelum mengalami kenaikan harga dijual dengan harga Rp 800 per bungkus atau setara Rp 3.200 per kilogram namun kini telah mengalami kenaikan Rp 500 dari harga sepekan sebelumnya yakni Rp 2.000 per bungkus atau setara Rp 8.000 per kilogram dan kini telah dijual Rp 2.500 per bungkus atau setara Rp 10.000 per kilogram. Salah seorang petugas Dinas Koperindag Kabupaten Jembrana yang turun langsung saat dilaksanakan monitoring harga itu, Ketut Angga Wijaya membenarkan terjadinya kenaikan harga garam. “Waktu awal-awal mulai naik Rp 6.000 per kilogram, kembali naik Rp 8.000 per kilogram, dan kemarin naik lagi Rp 10.000 per kilogram,” paparnya.

Diprediksi harga garam yang semakin meningkat akan mengalami kenaikan harga terlebih dengan adanya pembatasan pasokan garam beryodium oleh pihak distributor. Pihak distributor terpaksa melakukan pembatasan pasokan agar semua pedagang bisa mendapatkan pasokan garam. Dikatakannya, sebelum terjadinya kenaikan harga, tidak ada pembatasan jumlah pembelian dari distributor kepada pedagang. “Sekarang pedagang maksimal hanya diperbolehkan membeli 15 sampai 20 bal garam,” ungkapnya.

Menurutnya, hingga terjadi masalah pembatasan ini murni karena produksi garam yang anjok dari tingkat petani akibat terganggu cuaca sehingga selain harga naik, juga berpengarus pada stok yang juga berkurang. Namun, berdasarkan monitoring harga pasar, pihaknya memastikan harga beberapa kebutuhan pokok lainnya menjelang Idul Adha pekan ini terpantu masih dalam batasan harga normal kendati pihaknya menemukan kenaikan harga daging ayam potong dari Rp 33.000 per kilogram menjadi Rp 36 Ribu per kilogram. Begitupula dengan harga cabai rawit merah yang sempat mengalami peningkatan harga hingga menembus Rp 100 ribu per kilogram diawal tahun kini sudah mengalami penurunan harga yang drastis yakni hanya Rp 18 ribu per kilogramnya.