Jelang Pelantikan Presiden, Kapolda Kumpulkan Pecalang | Bali Tribune
Diposting : 18 October 2019 07:44
Bernard MB - Bali Tribune
Jelang Pelantikan Presiden, Kapolda Kumpulkan Pecalang
Bali Tribune/ray. Ribuan pecalang bertekad menjaga keamanan di wilayah Bali menjelang pelantikan Presiden/Wakil Presiden pada 20 Oktober 2019.

Balitribune.co.id | DENPASAR - Menjelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI, Kapolda Bali, Irjen Petrus Reinhard Golose, mengumpulkan ribuan pecalang dan Bhabinkamtibmas se-Bali di Gereja Lembah Pujian Denpasar, Kamis (17/10/2019). Kapolda mengajak pecalang ikut membantu kepolisian dan TNI menjaga keamanan di lingkungan masing-masing meski sampai saat ini tak ada gejolak di Bali."

"Kegiatan ini sebagai kesiapan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih. Meskipun tidak ada hal signifikan terjadi di Pulau Dewata, tetapi kita tidak boleh underestimate," ujarnya. Jenderal bintang dua ini menegaskan, sebanyak 13 ribu personel Polda Bali disiagakan untuk pengamanan yang di-backup TNI dan juga pecalang. Golose sebagai penanggung jawab keamanan yakin situasi Bali tetap kondusif.

"Saya berterima kasih kepada pecalang karena selama ini ikut berperan aktif menjaga keamanan. Pecalang merupakan benteng terakhir keamanan di desa untuk menangkal terutama intoleransi dan radikalisme," ungkapnya. Kehadiran pecalang yang cukup banyak, kata dia, membuktikan luasnya dukungan rakyat Bali untuk pelantikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.

Bahkan, pertemuan dengan pecalang diharapkan munculnya kekuatan Pam Swakarsa. "Saya berharap pecalang memiliki kemampuan luar biasa untuk mendukung aparat keamanan menjaga Pulau Bali. Ingat, Bali ini menyumbang 40 persen dari penghasil devisa di Indonesia sehingga kita tidak boleh membuat wisatawan merasa tidak nyaman atau khawatir datang ke Bali. Dari Bali kita guncang dunia," katanya.

Pada kesempatan itu, mantan Deputi Bidang Kerjasama Internasional BNPT ini memaparkan terkait intoleransi, terorisme serta ujaran kebencian (hate speech) yang sekarang berkembang luas di media sosial. "Peran pecalang ini harus mengingatkan apabila ada orang melakukan penghinaan, penistaan agama, menghasut ataupun menyebarkan informasi bohong (hoax)," imbuh alumni Akpol 1988 ini. (*)