Jelang Puncak Karya, Pengempon Pura Dasar Buana Gelgel Gelar Ritual Memineh Empehan | Bali Tribune
Diposting : 15 November 2018 21:57
Ketut sugiana - Bali Tribune
Jelang puncak karya di Pura Dasar Buana Klungkung, krama pengempon Pura menggelar ritual memineh empehan yakni, memerah susu Lembu untuk keperluan sarana Banten Catur. Tampak Ida Pedanda Gede Putra Tembau dari Gria Aan bersama krama pada prosesi dimaksud, Rabu (14/11) kemarin.
 
BALI TRIBUNE - Puncak karya agung Memungkah, Nubung Pedagingan, Ngenteg Linggih, Pedudusan Agung, Tawur Panca Wali Krama, Pamahayu Jagat lan Pamarisudha Gumi di Pura Dasar Buana Gelgel berlangsung, 31 Desember 2018 nanti. Sedikitnya, 88 prosesi mengiringi ritual dimaksud, salah satunya adalah, ritual memineh empehan. 
 
Dipuput Ida Pedanda Gede Putra Tembau dari Griya Aan, Rabu (14/11) kemarin, ritual dimaksud diikuti ratusan krama Desa Pakraman Gelgel. 
 
Diawali dengan puja mantra oleh Ida Pandita, selanjutnya dilaksanakan prosesi memerah susu dari seekor Lembu (sapi berwarna putih,red) yang khusus didatangkan dari Desa Taro, Kecamatan Tegallalang Gianyar. Adapun lembu dimaksud, sangatlah disakralkan oleh penduduk setempat dan hanya dijumpai di desa tersebut.
 
“Biasanya kita yang minta untuk diperahkan susu lembu putih disana, dengan matur piuning di Pura Gunung Raung di Desa Taro. Tetapi kali ini, Desa Pakraman di Taro mempersilakan lembu itu untuk dibawah ke sini (Pura Dasar Buana)," ungkap Jero Mangku Gede Eka, selaku Sekretaris Desa Pakraman Gelgel.
 
Dia menjelaskan, ritual memineh empehan memiliki arti, membuat minyak dari susu sapi khusus yang nantinya dipergunakan sebagai sarana upakara berupa Banten Catur.
 
Banten dimaksud merupakan sarana upakara tertinggi bagi umat Hindu dan pada karya ini adalah yang pertama sejak 500 tahun silam.
 
" Tidak hanya memerah susu lembu putih, ada lima unsur yang kita ambil untuk upacara agung ini," jelasnya
 
Kepala SMK Kesehatan Panca Atma Jaya ini menyebutkan, kelima unsur dimaksud berupa, perahan  susu, keringat, air liur, warih (air seni,red) serta bacin (kotoran,red) lembu tersebut.
 
“Nantinya semua unsur itu dicampur bahan-bahan lainnya, untuk menjadi minyak catur. Selain digunakan untuk komponen utama banten catur, minyak ini juga digunakan untuk menyucikan catur saat puncak karya nanti,”pungkasnya.
 
Ritual kemarin diikuti oleh ratusan warga Desa Pakraman Gelgel. Mereka hadir sejak pukul 10.30 Wita guna ngaturang ayah di Pura tersebut.