Jenderal TNI Gatot Nurmantyo: Gelorakan Kebhinnekaan dalam NKRI | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 5 August 2017 11:01
Djoko Moeljono - Bali Tribune
BHINNEKA TUNGGAL IKA
BHINNEKA TUNGGAL IKA –Putra dan putri Indonesia dengan mengenakan pakaian adat berbagai daerah saat tampil di Simakrama Kebangsaan yang menghadirkan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Jumat malam.

BALI TRIBUNE - Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menegaskan jaga terus dan jadikan agama, adat, serta budaya sebagai perekat kemajemukan bangsa Indonesia. “Teruslah jadi contoh terdepan menggelorakan kebhinnekaan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Mari kita wujudkan Indonesia sebagai bangsa pemenang,” ujar Jenderal TNI Gatot Nurmantyo dalam “Simakrama Kebangsaan” di Taman Bhagawan, Nusa Dua, Jumat (4/8) malam.

Hal itu disampaikan Jenderal TNI bintang empat itu dalam paparan selama sekitar 30 menit di hadapan sekitar 3.000 undangan yang terdiri dari para tokoh adat dan pemuka lintas agama, pejabat di jajaran TNI/Polri dan Pemda, perwakilan dari sejumlah instansi terkait di Bali, serta ormas dan mahasiswa.       

Kepada para tokoh adat dan pemuka agama, Panglima TNI mengingatkan, dengan dilandasi semangat kebhinnekaan dan cinta Tanah Air yang kuat, sangat berperan penting dalam menegakkan Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika untuk menjaga NKRI, termasuk dalam mengisi pembangunan serta mewujudkan tujuan nasional. “Bali ini sebagai miniatur Indonesia. Yang besar mengayomi yang kecil dan yang kecil menghormati yang besar,” katanya.

Keindahan dan kebersamaan serta kebhinnekaan juga kekayaan yang dimiliki bangsa Indonesia dalam konteks persaingan global harus selalu diwaspadai. “Karena tantangan dan peluang selalu ada, tetapi apabila kita tidak waspada kita akan kalah,” jelas Gatot Nurmantyo yang dalam simakrama semalam bertemakan “Tantangan dan Peluang Menjadi Bangsa Pemenang dalam Kompetisi Global”.

Siapapun kata Pangliama, tidak boleh mengubah Pancasila. “Kalau ada yang ingin mengubah Pancasila, maka pasti itu dari luar atau yang dibayar untuk merusak Indonesia dan bertujuan memecah belah keutuhan NKRI,” imbuh Panglima TNI.

Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi bangsa sudah merupakan suatu kesepakatan para pendiri bangsa termasuk para ulama. “Pancasila sebagai dasar negara sudah final dan siapapun tidak boleh mengubahnya. Jadi, kalau ada yang mengajak untuk mengubah Pancasila, jangan dipercaya dan jangan dituruti,” sarannya.

Panglima juga mengingatkan, NKRI didirikan atas dasar kebhinnekaan suku, agama, ras, dan adat istiadat yang harus dipertahankan, karena di situlah letak kebesaran bangsa Indonesia. “Banyak suku dan budaya dari Sabang sampai Merauke, dan banyak tunas agama Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha, dan Khonghucu bersatu dalam Bhinneka Tunggal Ika. Itulah Indonesia, maka kita wajib menjaga jangan sampai terbelah oleh pihak lain dan jangan sampai mau diadu domba oleh negara lain,” tegas Jenderal Gatot Nurmantyo.

Turut hadir Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Komaruddin Simanjuntak, SIP., MSc., Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta, Ketua PHDI Pusat Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya, dan sejumlah perjabat teras di jajaran Pemprov Bali, Kodam IX/Udayana, Polda Bali, dan sejumlah instansi terkait di Bali.

Acara yang digelar sejak pk,17.00 Wita dan berakhir sekitar pk, 21.30 Wita itu diselingi dengan ishoma dan pidato dan para juara lomba pidato tingkat Kodam IX/Udayana, pemberian 20 laptop kepada 20 mahasiswa yang hadir, juga penyampian orasi singkat dari Prof Ngurah Dasi Astawa.