Kaki Patah Setelah Kecelakaan Paserta UNBK Ditandu | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 23 April 2019 14:53
Putu Agus Mahendra - Bali Tribune
Bali Tribune/Siswa SMP Negeri 3 Negara, I Kadek Yoga Ariawan yang mengikuti UNBK menggunakan tandu
balitribune.co.id | Negara - Tingkat kehadiran peserta Ujian Nasional jenjang SMP sederajat di Jembrana dihari pertama Senin (22.4) tercatat 100 persen. Bahkan seluruh sekolah di Jembrana telah mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) Pelaksanaan UNBK yang tidak dapat dilakukan ditempat lain seperti ujian nasional berbasis pensil dan kertas (UNPKP) mengharuskan seluruh peserta hadir keruang ujian. Bahkan sampai ada salah seorang peserta UNBK yang tengah sakit harus ditandu keruangan agar dapat mengikuti ujian.
 
Kondisi ini dialami salah seorang peserta UNBK di SMP Negeri 3 Negara di Lingkungan Satria, Kelurahan Pendem, Jembrana, I Kadek Yoga Ariawan. Siswa yang mengalami patah tulang pada kaki kanannya ini tetap mengikuti UNBK di sekolahnya walaupun untuk sampai ketempat duduknya harus ditandu. Kepala SMP Negeri 3 Negara, Gusti Komang Arnawa dikonfirmasi Senin kemarin mengatakan siswa kelas IX I ini memang kondisinya belum bisa berjalan lantaran mengalami patah tulang paha setelah sempat mengalami kecelakaan, “dia patah tulang paha, karena menabrak anjing lewat saat bawa motor” ujarnya. Siswa asal Perumnas Kelurahan Baler-Bale Agung ini itu diantar orangtuanya menggunakan kendaraan pick up.
 
Untuk masuk keruangan ujian, siswa yang menurutnya berbakat dibidang olah raga ini harus ditandu. Begitupula saat mengikuti  ujian, ia dipersilahkan tetap memakai tandu, sehingga tetap bisa meluruskan kakinya yang patah tersebut. “Dia dapat sesi ketiga, sehingga jam 13.00 Wita sudah ada disekolah” ungkapany. Siswanya ini mengalami kecelakaan sebelum Ujian Sekolah Berbasis Nasional (USBN) bulan Maret lalu. Saat USBN menurutnya pengawas ujian yang mebawakan soal dan lembar jawaban kerumahnya, “dulu USBN mengerjakannya dirumah karena soalnya dibawakan, tapi UNBK tidak dapat diikuti ditempat lain dan harus sesuai dengan nomor tempat duduk dan diruangan yang ditentukan” jelasnya.
 
Pihaknya pun menyesalkan musibah yang dialami oleh siswanya itu, “kami diawal sebelum ujian sudah panggil para orang tua siswa kelas IX. Sudah kami imbau untuk lebih mengawasi anak-anaknya sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Kan kasian sudah tiga tahun sekolah, sampai ada yang tidak lulus karena tidak bisa mengikuti ujian” paparnya. Sementara itu Kepala Bidang (Kabid) Pendidikan Dasar (Dikdas) pada Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Dikpora) Jembrana, I Nyoman Wenten mengatakan  dari 4.827 orang peserta UNBK, tidak satupun ada yang sampai absen pada ujian hari pertama Senin kemarin, . “Kehadiran 100 persen. Cuman ada satu peserta yang patah kaki, tetapi masih bisa mengikuti UNBK” ujarnya.
 
Bahkan ia pun mengaku sempat menemui siswa ini, “Tadi saya juga sempat bantu ngangkat sampai ke dalam ruangan ujian. fisik masih bagus, cuman sakit pada kakinya,” ungkapnya.  Menurutnya, pelaksanaan UNBK, memang tidak bisa dilakukan jemput bola seperti UNKP sehingga siswa itu diharuskan tetap mengikuti UNBK di sekolahnya. “Walaupun sakit, tidak ada perlakukan khusus. Cuman, ya kami tetap bantu mengantar sampai ruangan, dan kami berikan tetap memakai tandu,” ucapnya. Ia pun mengatakan pada UNBK hari pertama di Jembrana tidak terjadi persoalan maupun kendala teknis, Kalau hal-hal yang bersifat teknis, seperti server, listrik dan jaringan internet, semua lancar” tandasnya. pam