Kapolda Launching Buku | Bali Tribune
Diposting : 15 February 2019 12:51
Redaksi - Bali Tribune
Bali Tribune/ LUNCURKAN BUKU - Kapolda Bali Irjen Pol Petrus Reinhard Golose, Gubernur Wayan Koster dan Wagub Cok Ace saat peluncuran buku Kapolda, Kamis (14/2).
Bali Tribune, Denpasar -  Kapolda Bali Irjen Pol Petrus Reinhard Golose menyampaikan pentingnya aktualisasi dalam acara launching buku "Inovasi dan Aktualisasi Gebrakan" di hotel Aston Denpasar, Kamis (14/2). Launching buku diselipi terkait deklarasi tentang bagaimana keselamatan dalam berkendaraan.
 
"Saya launching buku Inovasi dan Aktualisasi ini menunjukkan kepada generasi milenial bahwa kami kepolisian berusaha memperbaiki diri. Saya wujudkan mulai dari 2017 sampai 2019 bagaimana kami melakukan apa yang diekspektasikan oleh masyarakat Bali," ujarnya.
 
Dikatakan, sebagai bentuk dukungan terhadap program-program Kapolri dengan membuat breakthru. "Saya membuat inovasi yang kira-kira reformis. How to show bagaimana menunjukkan government yang sekarang berusaha menjadi good governance," ungkapnya.
 
Diakuinya hal-hal apapun yang dilakukan, sehebat apapun itu jika tidak dilanjutkan oleh milenial generation yakni mereka yang berumur 17 sampai 35 tahun tentunya akan sia-sia. Menurut Golose mereka juga yang akan mengambil estafet bukan hanya di kepolisian.
 
Terkait buku yang ditulisnya, Kapolda menyampaikan bahwa kata “Gebrakan” dalam bukunya itu ditambahkan oleh Rektor Universitas Udayana. Sehingga menambah kesan gregetnya.
 
 Di dalam buku ini lebih membahas terkait upaya Environmental Scanning yang telah dilakukan Golose. Yakni bagaimana melakukan survei, penyelidikan dan strategi yang dibutuhkan. Untuk membuat keputusan yang strategis menjawab ekspektasi masyarakat Bali. Bahkan sebelum dirinya menjabat Kapolda. "Masyarakat Bali berpikir tentang terorisme, peredaran narkoba, premanisme, korupsi dan sengketa lahan," ucapnya.
 
Untuk menjawab ekspektasi itu, Golose melakukan survei untuk mengetes dan melihat apa yang kira-kira harus dilakukan. "Jadi pelayan harus bagaimana, menjadi penegak hukum harus bagaimana, supaya disayangi itu harus bagaimana. Disamping pendekatan kualitatif dan kuantitatif juga kami lakukan. Yang paling penting dan terpenting adalah aktualisasi. Yang bisa diaktualisasikan dan dirasakan masyarakat," ujarnya.