Karya Agung Pura Kahyangan Jagat Er Jeruk Sukawati | Bali Tribune
Diposting : 7 January 2019 11:40
Redaksi - Bali Tribune
RITUAL - Prosesi nanceb Karya di Pura Er Jeruk Desa Pakraman Sukawati, Saniscara Kliwon Kuningan.
BALI TRIBUNE - Karya Padudusan Agung, Segara Kertih, Tawur Balik Sumpah Agung dan Mupuk Pedagingan digelar di Pura Kahyangan Jagat Er Jeruk, dekat Pantai Purnama, Desa Pakraman Sukawati, Kecamatan Sukawati. Karya ini digelar kembali setelah prosesi yang sama 30 tahun silam tepatnya pada Budha Kliwon Pahang, tanggal 1 Oktober 1989 silam.
 
Manggala Prawartaka Karya, Drs I Made Suka Idep ditemui saat prosesi Nyambut Karya, Nanceb, Nagiang dan Pengrajeg di Pura Er Jeruk, Saniscara Kliwon Kuningan, Sabtu (5/1), mengatakan, puncak karya akan berlangsung pada Budha Kliwon Pahang, Rabu (30/1) mendatang.
 
“Karya mengambil tingkatan Madyaning Utama dengan menggunakan 5 ekor kebo dan dipuput sebanyak 25 Sulinggih. Tujuan karya ini tiada lain untuk mohon kerahayuan jagadhita agar jagat Bali pada umumnya mendapatkan suatu keselamatan," jelasnya. 
 
Sementara menurut Manggala Karya Bidang Upakara, I Nyoman Oka, ada 3 prosesi utama serangkaian Karya Agung ini. Antara lain Melasti lan Segara Kertih pada Saniscara Umanis Pujut, Sabtu (26/1); Tawur Agung pada Soma Pon Pahang, Senin (28/1); serta puncak karya pada Budha Kliwon Pahang,  Rabu (30/1).
 
Menariknya, karya agung Pura Er Jeruk yang diempon oleh sekitar 250 KK krama Subak Gede Sukawati ini juga digarap secara gotong-royong oleh ribuan krama Desa Pakraman Sukawati.
 
"Seluruh krama dari 13 banjar adat gotong-royong membuat sarana upakara banten. Satu banjar lagi khusus membidangi tapini dan serati banten," jelasnya.
 
Caranya, tiap banjar dapat bagian membuat jenis banten berbeda yang dibuat di balai banjar masing-masing. "Karena karya ini sangat besar. Patokannya menggunakan 5 kebo," jelas Nyoman Oka yang mantan Bendesa Pakraman Sukawati ini.
 
Penggunaan 5 kebo ini terbagi pada 3 acara besar tersebut. Pada prosesi upacara Segara Kertih digunakan Kebo Yus Merana, Banteng, dengan Pakelem Kebo Ireng. Dua lagi, berupa Kebo Brutuk dan Kebo Anggrek Wulan yang digunakan pada saat Tawur Agung.
 
Untuk mendapatkan 5 ekor kebo yang bisa dikatakan cukup sulit, panitia justru mendapat kemudahan. Bahkan sumbangan atau punia berupa kebo berdatangan mencapai 11 ekor kebo.
 
"Yang kita butuhkan 5 ekor, tapi yang kita dapatkan 11 ekor. Bahkan kebo ini tidak membeli, alias didonasikan. Maka sisanya 6 ekor, disepakati untuk diuangkan," ungkap pria asal Banjar Dlodtangluk ini.
 
Selain Kebo Ireng, pada pakelem nanti juga akan menenggelamkan Bebek Ireng, Kambing Ireng, dan sarana upakara terkait. Bertepatan dengan prosesi Segara Kertih ini, juga digelar upacara Brahmantaka Ngelanyud Bumi. Prosesi ini diyakini sebagai upaya buang sial terhadap kejadian-kejadian bencana alam maupun bencana kemanusiaan yang terjadi di wilayah Pakraman Sukawati.
 
Diperkirakan, karya Agung ini menelan biaya sekitar Rp 3,5 miliar lebih. Ditambahkan Manggala Karya Bidang Kesenian, I Wayan Nabda, selama 11 hari pelaksanaan Karya Agung akan diiringi tari Wali, Wewalian dan Balih-balihan. Tercatat, sebanyak 14 sanggar telah terdaftar sebagai pengisi acara. Baik berupa kesenian topeng, wayang maupun pentas hiburan.