Karya Ngusaba Kedasa Usai, Krama Batur Haturkan Bhakti Pepranian | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 20 June 2018 21:56
Release - Bali Tribune
Bupati
Bupati I Made Gianyar bersama sejumlah pejabat penting Bali lainnya saat tangkil serangkaian pelaksanaan ritual ngaturang pepranian di Pura Ulun Danu Batur Kintamani Bangli belum lama ini.
BALI TRIBUNE - Krama Desa Pakraman Batur, Kintamani Bangli belum lama ini ngaturang bhakti Pepranian di Pura Ulun Danu desa setempat.  Ritual itu dilaksanakan serangkaian Karya Ngusaba Kedasa Icaka 1940 yang berlangsung di pura tersebut.
 
Berpusat di areal madya mandala Pura Ulun Danu Batur, ritual tersebut dihadiri oleh Bupati Bangli I Made Gianyar, Senator DPD RI Shri I G.N. Arya Wedakarna, Kabiro Kesra Setda Provinsi Bali A.A. Geriya, Plt. Walikota Denpasar I GN Jaya Negara, Ketua PHRI Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati dan sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dilingkungan Pemkab Bangli.
 
Menurut manggala karya, Jro Gede Batur Duhuran, ritual bhakti pepranian merupakan wujud syukur sekaligus permohonan maaf kehadapan Ida Bhatara, bilamana selama Ida Bhatara nyejer, ada kekurangan ataupun kesalahan.
 
“Sebagai manusia, tentu kita tidak bisa lepas dari kesalahan. Apalagi Pujawali Ngusaba Kedasa merupakan karya yang besar. Tentu ada saja kekurangan atau yang terlewatkan. Jadi bhakti pepranian merupakan sarana kita memohon maaf kepada beliau, seraya memohon agar Ida Bhatara memberikan keselamatan dan kesejahteraan untuk alam semesta beserta isinya,” ucapnya.
 
Ia menambahkan, pada pelaksanaan ritual itu dihaturkan persembahan yang terbaik kehadapan Ida Bhatara seperti ajengan, lauk pauknya, dengan pale bungkah dan pale gantungnya.
 
Adapun makna persembahan itu lanjut Jro Gede Batur untuk kerumaketan (kebersamaan,red) antar sesama dan memohon agar Ida bhatara menganugrahkan keselamatan dan kesejahteraan untuk semua umat.
 
“Semua yang terbaik yang kita miliki yang dihaturkan. Setelah dihaturkan, bhakti ini kita tunas bersamaan dengan keluarga,” lanjutnya.
 
Lebih jauh Jro Gede Batur menuturkan, usai prosesi tersebut ritual dilanjutkan dengan bhakti perang-perangan Tari Baris Jojor dan Tari Baris Gede. Dalam Bhakti ini, Tarian Baris Jojor dan baris Gede, masing-masing dimainkan oleh dua orang yang bergerak dari arah yang berlawanan (utara dan selatan), setelah bertemu ditengah-tengah, penari ini akan menemukan merta.
 
“Disini perang yang dimaksud, bukan perang yang sebenarnya. Hanya perang simbolis saja. Bahwa untuk mencari kesuksesan harus berproses dengan kerja keras,” imbuhnya sembari menyebutkan makna tarian adalah, setiap prestasi haruslah diawali dengan usaha atau proses.
 
Usai tarian prosesi dilanjutkan dengan bhakti matiti suara yakni, mengimplementasikan bisama (pesan,red) Ida Bhatara agar warga senantiasa berbuat baik.
 
“Bisama Ida Bhatara, kalau kita berbuat baik, pasti hasil yang akan kita terima juga baik,” kata Jro Gede Batur.
 
Usai ritual metiti suara dilanjutkan dengan ritual nuwek bagia pule kerti, pralina sampian, bhakti petetingkeb, mendem bagia pule kerti dan Ida Bhatara ngeluhur atau mesineb.
 
Pada kesempatan yang sama Bupati Bangli, Made Gianyar menyampaikan apresiasi serta berharap,  melalui ritual tersebut Ida Bhatara yang berstana di Pura Ulun Danu Batur memberikan keselamatan dan kemakmuran bagi seluruh umat manusia.
 
Bupati Made Gianyar juga mengimbau umat se-dharma yang tanggkil ke Pura Ulun Danu Batur agar selalu berhati-hati dalam berkendara serta mematuhi intruksi dari pihak yang berwajib demi keamana dan kelancaran dan menghindari macet.
 
“Mengingat kondisi jalan yang sempit dan lahan parkir yang terbatas, kita menghimbau masyarakat yang tanggkil, agar selalu mematuhi intruksi dari pihak yang berwenang, untuk keamanan, kenyamanan utamanya menghindari macet,”pungkasnya.