Kasus Pengembokan SDN 2 Puhu - Siswa Terlantar, Komite Sesalkan Sikap Pemkab Gianyar | Bali Tribune
Bali Tribune, Kamis 28 Maret 2024
Diposting : 19 July 2017 21:57
redaksi - Bali Tribune
SDN 2 Puhu
DARURAT - Siswa Kelas II SDN 2 Puhu menunggu giliran belajar di kelas darurat.

BALI TRIBUNE - Hingga hari kedua proses belajar, siswa SDN 2 Puyu, Payangan, Gianyar, masih belajar di tempat darurat, Selasa (18/7). Komite sekolah dan orangtua siswa pun mulai kesal, lantaran tidak ada tindaklanjut dari instansi terkait.  Padahal pihak orangtua, Komite, Sekolah serta pemilik lahan sudah menemukan solusi, asalkan pemerintah memenuhi perjanjian.

             Pantuan di okasi, Pukul 07.00 wita, siswa SDN  2 Puhu, payangan dengan semangat bergegas menuju sekolahnya.  Namun tidak semua bisa langsung masuk kelas untuk mnaruh tas. Siswa kelas I, II dna III tepaksa berkumpul di halaman sekolah dan sebagian di serambi perpustakaan  karena kelasnya masih tergembok. Mereka pun mewajibkan sarapan, karena di tempat belajar sementara di areal pura, lokasinya terpencil dan tidak ada kantin. “Di Jaba Pura tidak ada dagang, harus makan dulu. Selian itu harus bawa obat nyamuk,” terang slaah seorang siswa, I Wayan Agus.

             Pukul 07.30 Wita, siswa kelas I hingga kelas VI, lantas berbaris di halaman sekolah lanjut bersembahyang bersama. Usai itu siswa kelas IV, V dan VI dipersilahkan langsung masuk kelas.  Sementara yang lainnya bersama-sama menuju tempat belajar sementara di areal pura, dengan ruang belajar yang terbatas dan darurat. Agar mendapat tempat duduk, siswa berlarian dan berebut. Sementara siswa kelas II harus mengalah dan menunggu giliran di halaman pura lagi.

             Dua hari sudah kondisi ini berjalan, para orangtua siswa maupun Komite sekolah, mulai kesal. Karena harapan agar massalah lahan sekolah tidak berlarut-larut, tidak ada tindaklanjut dari instansi terkait. Malah pihak orang tua dan Komite sekolah sangat proaktif menyikpai ini. “Kami sudah rapat bersama orang tua, Pihak sekolah dan pemilik lahan. Sujatinya pimilik lahan sikapnya toleran, namun  pemerintah belum juga memebri jawaban,” sesal Ketua Komite SDN 2 Puhu, I Nyoman Parta.

             Dari mediasi yang dilakukan, pemilik lahan disebutkan sangat kooperatif. Bahkan menyetujui pemanfaatan sementara hinngga adanya pembangunan gedung sekolah yang baru. “Namun, pemilik lahan meminta Pemkab Gianyar tegas dan menepati janji. Karena surat perjanjian sebelumnya diabaikan pemerintah. Kalau ingin permasalahann cepat selesai dan anak-anak tidak was-was, seharusnya pemerintah berani mengambil sikap,” terangnya.

             Kegamangan sikap pemerintah inipun dikhawatirkan akan memicu permasalahan baru. Bahkan cenderung mengadu domba para orang tua siswa dengn pemilik lahan. “Katanya sih akan dibangun gedung sekolah yang baru dan kini masih proses administrasi. kata masih berproses ini takan memberi kepastian sebelum teraktualisasi,” pungkasnya. 

             Sorotan yang sama juga disampaikan  Ketua Komisi IV DPRD Gianyar, Cok Wisnu Partha. Pihaknya pun mengaku merasa miris melihat siswa yang terpaksa belajar diruangan yang kurang layak. Dikatakan, untuk menghindari kejadian yang sama selanjutnya, pihaknya pun mengharapkan agar Bupati Gianyar segera mengambil langkah-langkah antisipatif, yakni segera menyelesaikan lahan SD yang masih bermasalah dengan warga. Dengan demikian, diharapkan siswa SD bisa mengikuti pelajaran dengan tenang dan layak. Terlebih, masalah pendidikan dasar ini sangat penting untuk menciptakan generasi muda yang mumpuni.

        “Kami akan segera memanggil dinas pendidikan untuk mengetahui data yang jelas terkait sekolah yuang lahannya masih bermasalah, sehingga bisa segera dituntaskan," tegas Cok Wisnu Partha.