Kayu Dimakan Rayap Plafon SDN 4 Penebel Jebol | Bali Tribune
Diposting : 12 July 2017 18:22
Komang Arta Jingga - Bali Tribune
plafon
JEBOL - SDN 4 Penebel plafon ruang belajar kelas I ambrol karena kayu plapon yang rapuh akibat dimakan rayap.

BALI TRIBUNE - Memasuki tahun ajaran baru merupakan masa yang paling menyenangkan bagi sebagian besar siswa, terlebih bagi siswa yang baru akan memasuki jenjang yang lebih tinggi. Namun sayang, sejumlah Sekolah Dasar (SD) di wilayah Tabanan masih ada yang kondisinya cukup memprihatinkan.

Salah satunya adalah SDN 4 Penebel yang terletak di Banjar Sunantaya, Desa Penebel, Kecamatan Penebel, Tabanan. Dimana plafon ruang belajar kelas I ambrol karena kayu plapon yang rapuh akibat dimakan rayap. Atas kondisi tersebut, ruangan tersebut untuk sementara waktu tidak difungsikan agar tidak membayakan siswa.

Desak Nyoman Alit Satriani (59), menjelaskan bahwa jebolnya plafon ruangan kelas I sudah terjadi sejak satu tahun yang lalu, padahal atap gedung itu baru direhab sekitar tahun 2012 lalu. Namun karena kayu-kayu plafonnya dimakan rayap maka sedikit demi sedikit. “Kayu-kayunya lapuk dimakan rayap, jadi sedikit demiki sedikit jebol,” ujarnya.

Atas kondisi tersebut, ruang kelas I itu kemudian berubah fungsi menjadi perpustakaan dan siswa kelas I yang saat itu jumlahnya hanya 4 orang memanfaatkan ruang Kepala Sekolah yang disulap menjadi tempat belajar. Namun karena plafon yang jebol semakin parah, perpustakaan pun dipindahkan ke ruang Kepala Sekolah yang kebetulan cukup luas. “Jadi ruangan kelas I itu tidak kami pakai, agar tidak membahayakan karena bisa jebol lagi waktu-waktu,” imbuhnya.

Selama ini pihaknya cukup khawatir atas kondisi tersebut terlebih menurutnya dan para guru rayap sudah menggerogoti hampir seluruh kayu plafon sehingga bukan tidak mungkin plafon pada ruangan kelas II dan dan ruang guru yang tepat berada disebelah kanan dan kiri ruang kelas I ikut jebol. “Ruang kelas II itu di tahun ajaran ini difungsikan menjadi ruang kelas I karena jumlah siswa yang cukup banyak yakni 15 orang. Disebelahnya juga ada ruang guru, dan kami khawatir kalau tiba-tiba plafon jebol karena menurut warga dan guru-guru disini sebagian besar kayu plafon sudah lapuk semua dimakan rayap,” sambungnya.

Ia menambahkan kondisi serupa memang sudah terjadi dimana kayu plafon banyak yang lapuk karena dimakan rayap, dan kemudian mendapatkan rehab di tahun 2012. Dimana saat itu SDN 4 Penebel mendapatkan rehab atap, namun ternyata sekitar satu tahun belakangan ini plafon mulai jebol. Dari pantauan di lapangan, sejumlah genteng pada ruangan kelas I itu juga nampak pecah sehingga ketika hujan maka dipastikan ruangan itu akan basah akibat air hujan yang masuk ke dalam ruangan.

Pihaknya berharap, segera ada penanganan dari instansi terkait untuk perbaikan plafon yang jebol tersebut. Beberapa waktu lalu, staf dari UPT Pendidikan Kecamatan Penebel juga sudah datang dan mengambil foto plafon yang rusak, dan Kepala Sekolah SDN 4 Penebel juga tengah menyusun proposal permohonan perbaikan. SDN 4 Penebel sendiri memiliki 51 orang siswa yang terdiri dari siswa kelas I sebanyak 15 orang, kelas II sebanyak 4 orang, kelas III sebanyak 14 orang, kelas IV sebanyak 10 orang, kelas V sebanyak 3 orang dan kelas VI sebanyak 5 orang siswa.

Kepala Bidang SD Dinas Pendidikan Kabupaten Tabanan, I Made Wiastera mengatakan bahwa selama ia menjabat sebagai Kepala Bidang SD enam bulan yang lalu, pihaknya belum menerima laporan adanya kerusakan di SDN 4 Penebel. “Apakah sebelum saya menjabat sudah dilaporkan atau belum, saya kurang tahu. Namun yang pasti anggaran untuk rehab sekolah sangat terbatas,” ungkapnya.

Lebih lanjut, rehab sekolah bisa menggunakan dana komite sekolah, karena APBD daerah sangat minim terkecuali ada dana perubahan. Menurutnya, pengajuan proposal ke Provinsi melalui dana BKK atau ke Pusat juga boleh saja. “Akan tetapi karena dana dari Kabupaten minim, sebaiknya menggunakan dana komite dulu, kan tujuannya ada Komite untuk membantu sekolah,” imbuhnya.

Ia menyebutkan, untuk di tahun 2017 ini ada sejumlah SD di Tabanan yang mendaparkan anggaran perbaikan yakni SDN 6 Marga, SDN 2 Batannyuh, SDN 4 Wangaya Gede, dan SDN 2 Pupuan, hanya saja ia tidak bisa menyebutkan jumlah anggaran karena datanya ada di kantor.