Kebijakan PLN bagi Pelanggan Yang Terdampak Erupsi Gunung Agung | Bali Tribune
Diposting : 5 December 2017 20:51
Arief Wibisono - Bali Tribune
PLN
Nyoman Astawa (tengah) disela rangkaian acara puncak Hari Listrik Nasional di Renon, Denpasar, Minggu (3/12).

BALI TRIBUNE - Terkait dengan terjadinya erupsi Gunung Agung, PLN Distribusi Bali tetap meningkatkan kesiapsiagaan salah satunya berkordinasi dengan pemerintah daerah terutama di posko posko pengungsian agar pasokan listriknya tercukupi di beberapa daerah sebaran pengungsi. Pasalnya pola saat ini pengungsi tidak lagi terkonsentrasi di posko pengungsian.

“Kami bergerak cepat apabila ada kebutuhan tambah daya atau instalasi yang perlu dibantu, kami bergerak terus agar pasokan listrik tercukupi, “ ujar Manager PLN Distribusi Bali, Nyoman Swarjoni Astawa, di sela perayaan puncak Hari Listrik Nasional ke 72 di Renon, Denpasar, Minggu (3/12).

Disebutkan total pelanggan yang berpotensi terdampak jika melihat data pengungsi mencapai sekitar 43 ribu. Namun tentunya dalam kondisi seperti ini PLN memiliki kebijakan untuk pelanggan yang terdampak.

“Misalkan, jika rumah mereka terdampak dan hancur, untuk penyambungan baru akan kita gratiskan di manapun mereka relokasi. Bahkan rekening yang bersangkutan akan kita putihkan, tidak perlu membayar,” ucap Astawa meyakinkan. Ditegaskan pihaknya saat ini belum mengetahui secara pasti kerugian yang dialami PLN, namun yang terpenting dijelaskan bagaimana pasokan listrik tercukupi.

Diungkapkan kondisi yang ada dilapangan diakui dari sisi jaringan ada beberapa yang dipadamkan atas permintaan pelanggan karena rumahnya terkena dampak erupsi Gunung Agung. “Saat ini ada empat gardu yang dipadamkan atas permintaan pelanggan terutama yang ada di daerah galian C. Namun ada satu gardu yang memang ada gangguan karena memang ada di daerah KRB 3,” ujarnya.

Pihaknya tidak mengambil risiko jika memang gardu tersebut tidak bisa diperbaiki yang terpenting bagaimana menjaga keselamatan SDM, kemudian keselamatan aset. Dikatakan, satu gardu yang dipadamkan ada di daerah Karangasem, sedangkan yang gangguan ada di daerah kubu. Potensi kerusakan akibat erupsi dikatakan Astawa memang tidak bisa dihindari misal ada beberapa jaringan yang sudah mulai rubuh akibat tergerus karena memang letaknya dipinggir aliran sungai.

“Kalau dilihat dari peta KRB 1, 2, dan 3, yang kami kuatir kan justru kondisi gardu induk yang ada Kecicang,” tandasnya dengan mengatakan kalau dilihat dari peta yang ada, daerah itu masuk di KRB 1 yang rawan terkena lahar dingin.

Dari sisi lain Astawa juga menjelaskan, Rangkaian hari listrik nasional ke 72 untuk perayaan kali ini mengambil tagline “Kerja Bersama Terangi Indonesia” dimana PLN hadir sebagai salah satu BUMN menyediakan tenaga listrik bagi semua aktivitas ekonomi dan tenaga listrik di Indonesia. Tahun 2017 pihaknya berharap tidak lagi alami defisit untuk itu diperlukan kehandalan listrik yang memiliki mutu dan spesifikasi tersendiri.

“Kita mamastikan akses listrik masyarakat tersedia. Meski Rasio Elektrofikasi baru 97 persen namun ini menjadi tantangan tersendiri. Untuk itu kami inginkan adanya affodabiliti, harga jual terjangkau, untuk itu tarif harus diturunkan setiap tahunnya. Caranya yaitu dengan melakukan efisiensi. Suistanable kelistrikan yang menjadi kebutuhan primer bukan sekunder terpenuhi, “ tutup Astawa.