Kebutuhan Air Minum Mendesak, PU Akan Bangun SPAM | Bali Tribune
Diposting : 24 January 2018 16:38
Ayu Eka Agustini - Bali Tribune
distribusi
I Nyoman Astawa Riadi

BALI TRIBUNE - Semakin tingginya pertumbuhan jumlah penduduk, maka memicu ketersediaan/pasokan air bersih untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat. Dinas Pekerjaan Umum (PU) Provinsi Bali ke depan berencana akan melakukan pembangunan Sistem Pengelolaan Air Minum (SPAM) Sidan yang diawali dengan pembangunan Waduk Sidan yang letaknya di Kabupaten Badung.

Demikian disampaikan Kepala Dinas PU Provinsi Bali, I Nyoman Astawa Riadi, saat rapat kerja evaluasi program/kegiatan pembangunan Provinsi Bali semester II tahun 2017 di kantor Gubernur Bali, Selasa (23/1). “Untuk kebutuhan air minum di Kota Denpasar sudah kita penuhi dengan pembangunan SPAM yaitu Pasar Badung dan Gianyar,” terangnya. Dia memaparkan, pembangunan Waduk Sidan sudah mulai dilakukan untuk ketersediaan air bakunya.

Sedangkan untuk memenuhi keperluan air minum di daerah Buleleng bagian barat dan Jembrana di Kecamatan Melaya akan mulai dilakukan pada 2018 ini dengan pembangunan SPAM. “Yang mana kita mempergunakan waduk ikan sebagai sumber air bakunya,” ucap Astawa. Pembiayaan pembangunan SPAM tersebut kata Astawa diperkirakan hampir Rp 700 miliar dengan biaya dari pemerintah pusat, provinsi dan Kabupaten Buleleng.

“Kita di provinsi menyiapkan reservoir dan pipa-pipa distribusi,” terangnya. Lebih lanjut dia mengatakan, untuk keperluan air minum di daerah-daerah lain yakni Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) ini dalam hal pembiayaannya akan yang dibantu oleh Kementerian PU sedangkan pengerjaannya dilimpahkan ke kabupaten/kota. “Kebutuhan akan air minum di daerah Karangasem itu kita masih melakukan tambahan-tambahan pemasangan yang dikenal dengan Telaga Waja-nya itu baru masuk untuk empat kecamatan. Belum semua kecamatan bisa teraliri,” beber Astawa.

Namun diakuinya, dengan kondisi Gunung Agung yang sekarang ini pihaknya masih bersyukur karena aliran air masih normal. Meski masih diberlakukan buka tutup karena sumber airnya berada di Telaga Hulu. “Kita menghidupkan mesin di sumber airnya itu dengan melihat kondisi dulu. Kalau kondisinya bagus ya tetap mesinnya itu hidup. Itulah pembangunan air minum yang mendesak di tahun-tahun yang akan datang,” jelasnya.