Kecilkan Perbedaan Besarkan Persamaan Tanggulangi Terorisme, Soft Launching “Our Eyes” Libatkan Menhan Se-ASEAN | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 26 January 2018 19:02
Djoko Moeljono - Bali Tribune
radikalisme
OUR EYES -- Menhan RI Ryamizard Ryacudu (ketiga dari kiri) mengajak para perwakilan dari Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Singapura saling berjabat tangan menyilang saat soft launching “Our Eyes” di Hotel Mulia Bali, Nusa Dua, Kamis (25/1).

BALI TRIBUNEKonsep "Our Eyes" merupakan platform kerja sama konkret menghadapi ancaman bersama di kawasan, khususnya masalah terorisme dan radikalisme, yang digagas Menteri Pertahanan (Menhan) RI Ryamizard Ryacudu dan mendapat dukungan secara aklamasi dari para Menhan se-ASEAN.

“Melalui ‘Our Eyes’ ini kami berharap masalah terorisme ini dapat dicegah dan diselesaikan, minimal tidak bisa berkembang. Sehingga, kelak ‘Our Eyes’ bisa menjadi patokan dunia untuk menghancurkan musuh negara seperti terorisme dan radikalisme. Sekarang baru 6 anggota, tapi kelak bisa bertambah,” ujar Menhan Ryamizard Ryacudu, saat memberikan keterangan pers di sela soft launching “Our Eyes” di Hotel Mulia Bali, Nusa Dua, Kamis (25/1).

Pertemuan yang berlangsung selama 4 hari tersebut dihadiri Menhan Ryamizard Ryacudu bersama Wakil Menteri Pertahanan (Wamenhan) Brunei Darussalam Dato Seri Pahlawan Haji Abdul Aziz bin Haji Mohd Tamit, Wamenhan Malaysia YB Dato' Sri Mohd Johari bin Baharum, Undersecretary For Defence Operation DOD Philippines Caesar B Yano, Senior Minister of State for Defence and Foreign Affairs Singapore Dr Mohammad Maliki bin Osman, dan Wamenhan Thailand Jenderal Chaichan Changmonkol,

Untuk mempersempit ruang gerak pelaku terorisme, sekaligus membahas langkah-langkah bersama, telah disepakati untuk membentuk kelompok-kelompok kecil beranggotakan 5 orang yang akan berkumpul setiap 2 minggu sekali di tempat yang berbeda/bergantian.

Jika ada masalah kritis, maka semuanya akan kumpul untuk memutuskan bersama, apa yang harus dilakukan untuk memberantas terorisme tersebut. “Intinya semuanya saling membantu dan di sini tidak ada nuansa politik, murni upaya penanggulangan radikalisme dan terorisme,” tegas jenderal TNI (Purn) bintang empat itu.

Awalnya, kata mantan Kasad itu, pihaknya akan mengawasi terlebih dahulu para pelaku terorisme, kemudian merangkulnya sekaligus menyadarkannya dan memberikan pemahaman tentang bela negara. “Tapi kalau sudah tidak bisa dibina lagi, ya apa boleh buat. Yang terpenting kerja bersama-sama dan tetap semangat agar kuat demi menjaga keamanan negara masing-masing. Sebab, barang siapa yang melaksanakan kegiatan dengan memakai alat perang, seperti bom, granat sniper, dan sebagainya, jadi ya harus diatasi dengan angkatan perang (militer, red),” kata mantan Komandan Kostrad itu.

Sehingga sambung bapak empat anak asal Palembang, Sumatra Selatan (Sumsel) itu, perlu dilakukan koordinasi dengan semua pihak, dan masing-masing pihak tidak boleh ada yang ego sektoral.

“Semuanya harus terlibat, termasuk para wartawan, sama-sama harus mendukung untuk menyelamatkan nyawa seseorang. Jadi harus jelas, siapa berbuat apa. Melalui ‘Our Eyes’ ini diharapkan dapat mengamankan rakyat dan bangsa, sehingga tidak perlu ada rasa ketakutan lagi. Kecilkan perbedaan dan besarkan persamaan untuk selalu bersama-sama melakukan penindakan dan penanggulangan terorisme dan radikalisme,” ajak Ryamizard Ryacudu.

Konsep “Our Eyes” ini seperti konsep "Five Eyes" Amerika dan sekutunya yang melibatkan unsur kerja sama pertahanan/militer dan jaringan intelijen secara terintegrasi. Latar belakang gagasan atau inisiatif kerja sama "Our Eyes" ini dipengaruhi oleh adanya ancaman terorisme dan radikalisme di kawasan Asia Tenggara, mengingat masing-masing negara memiliki cara yang berbeda dalam menyikapi ancaman tersebut, maka dibutuhkan sinergitas dan koordinasi dalam rangka mendapatkan informasi yang strategis.

Dengan adanya kerja sama "Our Eyes" ini, maka negara-negara ASEAN diharapkan akan dapat lebih cepat, tepat, akurat, dan kekinian dalam menanggulangi ancaman radikalisme, ekstrimisme, dan terorisme, sehingga dapat meminimalisir jatuhnya korban. Dalam mekanisme konsep "Our Eyes" negara-negara peserta dapat saling bertukar informasi strategis yang dapat digunakan untuk membantu meningkatkan operasi melawan terorisme.

Pembaharuan informasi strategis terkini terkait dengan terorisme dan redikalisme tersebut, nantinya akan sangat membantu dalam mempertajam asumsi atau prediksi situasi, serta mendukung dalam pengambilan keputusan yang tepat dalam upaya penanggulangan terorisme dan radikalisme. Sebelum acara soft launching ini, mekanisme terkait konsep kerja sama "Our Eyes" tersebut telah dibahas bersama oleh enam negara (Indonesia, Brunei Darussalam, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Singapura) melalui pertemuan Joint Working Group pada 30 November 2017 di Jakarta dan 24 Januari 2018 di Bali.