Kegiatan Usaha Triwulan II – 2018, Menunjukkan Pertumbuhan Lebih Tinggi | Bali Tribune
Diposting : 10 July 2018 23:26
redaksi - Bali Tribune
Causa Iman Karana
BALI TRIBUNE - Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana, Senin (9/7) mengatakan,   kegiatan usaha pada triwulan II-2018 menunjukkan pertumbuhan yang lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya. Hal ini sesuai dengan hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) Kantor Perwakilan BI Provinsi Bali.
 
Menurut dia, peningkatan kegiatan usaha terjadi pada sebagian besar sektor, dengan peningkatan tertinggi pada sektor perdagangan, hotel & restoran yang tercatat memiliki nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar 11,09% dan sektor bangunan dengan SBT sebesar 9,29%. “Peningkatan tersebut antara lain didorong oleh faktor musiman seperti adanya Hari Raya Galungan dan Lebaran yang mendorong naiknya permintaan, khususnya di pasar domestik serta  peningkatan kunjungan wisatawan mancanegara pasca erupsi Gunung Agung,  ” papar dia. Sejalan dengan peningkatan kegiatan usaha, lanjut Causa Iman Karana, tingkat penggunaan kapasitas produksi juga meningkat dari 80,30% pada triwulan I-2018 menjadi 88,98% pada triwulan II-2018.
 
Pulihnya kinerja dunia usaha juga terindikasi dari membaiknya kondisi likuiditas dan rentabilitas dibanding triwulan sebelumnya. Kemampuan perusahaan untuk mencetak laba (rentabilitas)  meningkat tercermin dari saldo bersih yang naik hampir 10 poin menjadi 57,03%. Sementara indikator akses kredit perbankan selama 3 bulan terakhir juga dinilai lebih mudah dibanding triwulan sebelumnya. Peningkatan tersebut disebabkan oleh persentase responden yang menganggap akses kredit mudah dan normal lebih tinggi dari yang menganggap akses kredit lebih sulit.
 
Namun demikian, lanjut dia, peningkatan kegiatan dunia usaha masih belum sepenuhnya diikuti dengan pulihnya penggunaan tenaga kerja. Hasil survey menunjukkan SBT tingkat penggunaan tenaga kerja masih mengalami penurunan dari 3,55% pada triwulan I 2018 menjadi -1,19% pada triwulan II 2018. Perlambatan tersebut disebabkan oleh efisiensi yang dilakukan perusahaan pada triwulan laporan sebagai imbas penurunan kondisi usaha di triwulan I 2018. Namun demikian, kondisi ini diperkirakan akan kembali membaik di level 5,03% pada triwulan III-2018, seiring membaiknya optimisme pelaku usaha.