Kemeriahan Parade Baleganjur di Desa Sumerta Kaja | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 12 December 2017 19:21
I Wayan Sudarsana - Bali Tribune
belaganjur
Aksi belaganjur di desa Sumerta Kaja

BALI TRIBUNE - Desa Sumerta Kaja menggelar Parade Baleganjur Antar Banjar Se- Desa Sumerta Kaja di Panggung Terbuka Nretya Mandala, ISI Denpasar, Minggu (10/12) malam. Parade Baleganjur ini digelar untuk pelestarian seni dan budaya.
Kegiatan Parade Balegnjur Antar Banjar Se- Desa Sumerta Kaja ini dibuka  Walikota Denpasar, I.B Rai Dharmawijaya Mantra, didampingi Kadis Kebudayaan Kota Denpasar, I.GN Bagus Mataram.
Walikota mengatakan kegiatan semacam ini merupakan bentuk penguatan kebudayaan, terutama dikalangan generasi muda di Kota Denpasar. “Kegiatan seni dan budaya ini tentu memiliki segi positif antara lain mengasah kreativitas serta menghindarkan generasi muda dari pengaruh hal- hal negatif. Penguatan kebudayaan sejak dini seperti ini tentu diharapkan dapat terlaksana secara berkelanjutan diseluruh Kota Denpasar” ujar Rai Mantra.

Sementara Bendesa Adat Sumerta, Wayan Bhutuantara didampingi Perbekel Desa Sumerta Kaja, Wayan Purna, mengatakan Parade Baleganjur Antar Banjar Se- Desa Sumerta Kaja merupakan wadah untuk menampung kreativitas dari generasi muda di Desa Sumerta Kaja. “Kegiatan berkreativitas ini tentu dapat melatih mental, kepekaan dan menjauhkan mereka dari hal- hal negatif yang merugikan” kata Wayan Bhutuantara.

Ketua Panitia, I Made Mayuda menjelaskan bahwa Parade Baleganjur Antar Banjar Se- Desa Sumerta Kaja ini diikuti oleh perwakilan Sekaa Teruna dari enam banjar di Desa Sumerta Kaja diantaranya ST. Yowana Jaya Banjar Lebah, ST. Dharma Putra Br. Pande, ST. Jaya Sakti Br. Peken, ST. Tunas Harapan Br.Kerta Bumi, ST. Dharma Kusuma Br. Sima serta ST. Adhi Kusuma Br. Tegal Kuwalon. “Tujuan penyelenggaraan Parade Baleganjur ini merupakan bentuk pelestarian tradisi budaya Bali khususnya dalam seni tabuh dikalangan pemuda Desa Sumerta Kaja. Gamelan Baleganjur yang awalnya hanya difungsikan sebagai pengiring upacara Ngaben atau pawai adat dan agama, kini telah berkembangdan ditampilkan diberbagai macam kegatan,” ujarnya.