Keseriusan Penanganan Abrasi Dipertanyakan | Bali Tribune
Diposting : 8 January 2019 20:07
Putu Agus Mahendra - Bali Tribune
ABRASI - Dampak kerusakan abrasi di Pantai Pebuahan yang kini semakin mengkhawatirkan.
 
BALI TRIBUNE - Dampak abrasi di pesisir Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara kian mengkhawatirkan. Kerusakan infrastruktur semakin parah.  Pantauan di sepanjang pantai yang menjadi sentra kuliner ikan di Jembrana ini, akses jalan hingga puluhan bangunan di permukiman warga pesisir telah porak-poranda diterjang ganasnya gelombang. Kerusakan infrastruktur ini telah terjadi sejak belasan tahun lalu.
 
Saat ini, permukiman warga sudah berbatasan langsung dengan bibir pantai sehingga setiap saat diterjang ombak.  Kendati Pemkab Jembrana telah beberapa kali mengusulkan penanganan abrasi di pesisir Pebuahan yang merupakan titik terparah ke Pemerintah Pusat, namun hingga kini belum mendapat penanganan.  Kini warga terdampak abrasi mempertanyakan perkembangan dan tindaklanjut  atas kunjungan dan pengecekan yang dilakukan DPR RI, belum lama ini.
 
Untuk penanganan sementara, warga berusaha melakukan langkah sederhana, seperti membangun tanggul  dengan menggunakan karung berisi pasir serta batu beronjong. Upaya mengurangi gerusan dan terjangan ombak juga telah dilakukan dengan pemasangan empat buah geotextile tube tersebar di empat titik abrasi sepanjang Pantai Pebuahan. Namun disayangkan pemasangannya baru sebatas uji coba dan tidak dilakukan penambahan kembali.
 
Salah seorang warga Pebuahan, Umar  mempertanyakan keseriusan pemerintah menangani abrasi di Pantai Pebuahan lantaran tidak dilakukan penambahan maupun pengadaan geotextile tube, yang menurutnya  efektif dalam mengurangi terjangan ombak. “Ya, patut dipertanyakan keseriusan pemerintah dalam menangani abrasi. Di negara lain alat ini cukup bagus untuk mencegah abrasi tapi kenapa langkah ini tidak dilanjutkan, kalau sebatas uji coba ya tidak serius,” ujarnya.
 
Kepala Bidang Sumber Daya Air pada Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPRPKP) Kabupaten Jembrana, I Wayan Widnyana dikonfirmasi Senin (7/1) mengakui belum ada rencana untuk pemasangan geotextile tube kembali di Pantai Pebuahan. “Itu kami dapat dari sponsor yang difasilitasi oleh Balai Pantai yang berkantor di Musi, Buleleng. Jadi belum ada rencana penambahan alat. Juga belum ada rencana pengadaan alat itu,” ungkapnya.
 
Dijelaskannya alat tersebut berfungsi mengumpulkan pasir ke pesisir pantai sehingga pasir tidak lagi tergerus abrasi. Ia mengakui pemasangat alat tersebut menunjukkan hasil positif  kendati pemasangan empat geotextile tube dengan panjang 20 meter dan lebara 2,2 meter dari garis pantai, sejak beberapa bulan lalu telah berhasil mengendapkan pasir di pesisir.  Pemasangan geotextile tube ini diharapkan bisa menjadi pilihan solusi untuk penanganan abrasi di pesisir Jembrana.