Ketua Dewan Pantau Perawatan Lontar Berusia Empat Abad | Bali Tribune
Diposting : 19 August 2017 14:54
redaksi - Bali Tribune
lontar
Para tenaga penyuluh bahasa Bali tampak melakukan perawatan terhadap lontar berusia empat abad di Karangasem.

BALI TRIBUNE - Puluhan tenaga penyuluh Bahasa Bali seluruh Karangasem dilibatkan dalam perawatan ratusan lontar kuno di Desa Dukuh Penaban, Kelurahan Karangasem. Rekontruksi lontar kuno yang merupakan karya sastra dari peradaban kebudayaan di Bali khususnya di Karangasem ini, mendapat perhatian penuh dari Ketua DPRD Karangasem, I Nengah Sumardi, yang turun langsung memantau kegiatan visualisasi dan perawatan 300 lontar yang dikumpulkan itu.

Saat ini warga di Desa Dukuh Penaban, tengah berupaya membangun Museum Lontar secara bergotong royong, dengan memanfaatkan lahan di lembah sebuah perbukitan dengan suhu udara atau tingkat kelembaban yang sudah diukur.

Selain itu sebagai desa yang tengah dipersiapkan sebagai Desa Wisata, Desa Dukuh Penaban memiliki panorama alam menawan dan suasana khas pedesaan yang masih tradisional. Sehingga setiap wisatawan asing yang ingin merasakan suasana pedesaan yang asri, bisa menghabiskan waktu di desa ini sambil melihat karya sastra Bali kuno yang tertulis di atas lembar daun lontar.

Bendesa Adat Dukuh Penaban, Jro Nengah Swarya, menyebutkan dalam dua hari sejak rekonstruksi dan revitalisasi dilakukan dengan melibatkan 75 orang tenaga penyuluh Bahasa Bali seluruh Karangasem, sudah berhasil dikumpulkan sebanyak 300 cakep lontar kuno peninggalan para sastrawan Bali khususnya di Karangasem. “Dari jumlah itu sudah ada sebanyak 150 lontar yang sudah berhasil diidentifikasi dan dilakukan pembersihan atau perawatan,” sebutnya.

 Dari keseluruhan lontar kuno itu, rata-rata menggunakan bahasa kawi dan di dalamnya berisi karya sastra tentang Usadha, Wariga, dan karya sastra lainnya. Sementara usia lontar tertua teridentifikasi berusia 400 tahun, dan itu merupakan koleksi yang dimiliki oleh Desa Dukuh Penaban. Seluruh lontar yang sudah dibersihan dan dirawat itu nantinya akan menjadi koleksi Museum Lontar yang bangunan fisiknya kini tengah dalam pembangunan.

 “Kami sangat mengapresiasi langkah masyarakat Desa Dukuh Penaban, yang secara bergotong royong membangun Museum Lontar. Baru sedang dibangun saja informasinya sudah menyebar hingga dikalangan wisatawan, apalagi nanti sudah berdiri,” ucap Ketua DPRD Karangasem Nengah Sumardi.

Pihaknya di lembaga dewan mengaku akan mendukung penuh pembangunan dan berdirinya Museum Lontar ini, sebagai fungsi budgeting pihaknya siap mengawal jika ada usulan untuk pembangunan fisik museum tersebut.

 Hanya saja memang regulasinya belum ada, untuk itu pihaknya mendorong Dinas Pariwisata Karangasem untuk segera membuat regulasinya. Namun untuk pembinaan sudah ada regulasinya dan itu ada di Dinas Pariwisata. “Untuk pembinaannya kan sudah ada, itu mencakup untuk pelestarian adat dan budaya,” lontarnya.

Namun demikian pihaknya mendukung penuh upaya pelestarian yang dilakukan oleh masyarakat Desa Dukuh Penaban itu. “Dulu sempat diwacanakan pemerintah akan membangun Museum Lontar, nah itu kan masih wacana dan jangan sampai museumnya ada tapi isinya tidak ada. Berbeda dengan di DukuhPenaban, isinya yang menunggu museumnya,” pungkasnya.