Ketua DPRD Karangasem, Pantau Kondisi Jembatan dan Normalisasi Sungai Toya Sah | Bali Tribune
Diposting : 5 December 2017 20:34
Redaksi - Bali Tribune
lahar
TINJAU - Ketua DPRD Karangasem I Nengah Sumardi meninjau jembatan Tukad Yeh Sah Desa Muncan Kecamatan Selat yang mengalami kerusakan akibat banjir lahar dingin.

BALI TRIBUNE - Banjir lahar dingin yang menerjang dan wilayah Sungai Toya Sah, Desa Muncan, Kecamatan Selat, Karangasem, sepekan berturut-turut sejak erupsi Gunung Agung pada 25 November 2017 lalu, nyaris membuat kerusakan parah pada struktur penyangga jembatan sepanjang 50 meter yang menghubungkan Kecamatan Selat dengan Kecamatan Rendang tersebut.

Ini langsung disikapi serius oleh Ketua DPRD Karangasem I Nengah Sumardi yang turun bersama sejumlah anggotanya, di antaranya  I Wayan Sudira, Kadek Sujanayasa dari Komisi II, serta sejumlah anggota lainnya, Senin (4/12) pagi. Tiba di lokasi, Nengah Sumardi langsung turun ke jalur aliran sungai guna mengamati atau mengecek kondisi tiang penyangga yang sudah kelihatan bagian besi betonnya akibat dihantam batu besar ketika banjir lahar dingin itu terjadi.

Terkait jembatan penghubung yang kondisinya mulai terancam tersebut, Nengah Sumardi meminta agar pemerintah, dalam hal ini Dinas PUPR, mempercepat pengerjaan normalisasi aliran Sungai Toya Sah. Ini  penting agar ketika banjir lahar dingin kembali terjadi, jembatan penguhubung dua kecamatan itu tidak mengalami kerusakan apalagi sampai roboh tergerus atau dihantam material batu besar. “Kami sangat berterimakasih kepada pemerintah yang sudah sigap dan langsung melakukan normalisasi sungai. Cuman harus dipercepat karena kita tidak bisa memprediksikan kapan erupsi itu terjadi,” ujarnya.

Menurutnya, keselamatan manusia adalah hal yang paling utama jika terjadi bencana erupasi gunung agung yang melanda Karangasem. Jika melihat kejadian erupsi Gunung Agung Tahun 1963 silam, Sungai Toya Sah menjadi salah satu sungai yang dialiri banjir lahar dingin paling besar. Karenanya ini harus menjadi perhatian bersama. Artinya dengan di lakukan normalisasi maka ketika terjadi banjir lahar dingin dampak bahayanya bisa diminimalisir.

Di lokasi, dewan melihat pengerjaan normalisasi aliran sungai yang dilakukan oleh Dinas PUPR dengan menerjunkan satu unit alat berat bantuan dari Dinas PU Provinsi. Dan menurutnya jika melihat kondisi Gunung Agung seperti sekarang ini, melakukan normalisasi dengan sat alat berat saja tidak cukup. Untuk itu pihaknya mengimbau Dinas PUPR Karangasem agar berkoordinasi dengan provinsi, paling tidak bisa diberikan tambahan tiga alat berat lagi. Sebab untuk menuntaskan normalisasi sungai yang begitu lebar seperti itu dengan cepat, paling tidak dibutuhkan empat alat berat lagi.

Usai meninjau kondisi jembatan dan normalisasi sungai Toya Sah, Ketua DRPD Nengah Sumardi bersama anggota, melanjutkan meninjau aliran Tukad Panti, di Banjar Pengubegan, Desa Duda, Kecamatan Selat, serta meninjau pengerjaan normalisasi Tukad Ambuh di Desa Sibetan, Kecamatan Bebandem. Normalisasi sudah dilakukan sejak tanggal 25 November lalu oleh Desa Adat Sibetan.