Kikis ”Ulah-Aluh”, WHDI Gianyar Dalami Bebantenan | Bali Tribune
Diposting : 17 October 2017 20:05
Redaksi - Bali Tribune
pelatihan
PELATIHAN - Acara pelatihan tukang Banten Upakara Hindu bagi Wanita Hindu Dharma Gianyar di Taman Prakerti Bhuana (Yadnya Grosir).

BALI TRIBUNE - Keberhasilan Pembangunan Gianyar dikenal dengan misi “BAGUS” tidak terlepas dari peran serta masyarakat, salah satunya peranan kaum wanita memegang peranan penting untuk menyukseskannya. Dalam pengembangan  pelestarian kearifan lokal tersebut, langkah nyata dari  Wanita Hindu Dharma Indonesia Gianyar sangat dibutuhkan sebagai garda di depan untuk memberdayakan Adat, Seni Budaya agar tidak punah terlebih di era kesejatan modern ini.

Demikian diungkapkan Ngakan Jati Abarsika, Kabag Kesra Pemkab Gianyar, ketika membacakan sambutan Bupati Gianyar serangkaian Pelatihan Tukang Banten Upakara Hindu bagi Wanita Hindu Dharma Gianyar di Taman Prakerti Bhuana (Yadnya Grosir), Senin (16/10). Lebih diuraikan juga kegiatan yang dilaksanakan hendaknya dilakukan dengan keterpanggilan hati, bukan paksaan sehingga apresiasi pendalaman dan pemahaman dalam membuat banten dapat dikenal dan dimengerti   tujuannya, sehingga mampu mengikis keinginan ulah aluh, ulah pragat, ulah enggal secara berlahan dan akhirnya dapat ditularkan kepada masyarakat Hindu tata cara membuat banten yang benar.

Sedangkan menurut Ketua Panitia pelaksana bidang PP  Dra. Agustini mengatakan maksud dan tujuan dilaksanakannya pelaksanaan pelatihan Banten Upakara Hindu untuk menyamakan persepsi, memperkuat pemahaman dan serada bhakti peserta mengenai banten, yang dibuat baik dipersembahkan sehari-hari mapun pada hari-hari suci tertentu, yang selama ini sebagaian besar karena terbatasnya waktu lebih praktisnya banyak yang membeli. ”Pelaksanaan penataran ini berlangsung selama tiga hari, mulai 16-18 oktober, dengan jumlah peserta 50 orangpengurus WHDI,” terang Agustini.

Yang menjadi narasumber Pelatihan Banten Upakara Hindu yakni Ida Pedanda Gede Rai Gunung Ketewel  memberikan materi tentang tatwa. Ida Bagus Adi Saputra membawakan materi Banten dan kehidupan sehari-hari. Teori Mejejaitan dan metanding diberikan oleh AnakAgung Istri Swari Panji, dan  Praktek membuat suci disampaikan oleh Ida Ayu Ketut Rai.