Kompetisi Tarian Rakyat Sedot Perhatian Turis | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 18 October 2016 11:57
ayu eka - Bali Tribune
International Folk Dance Festival 2016
Penutupan International Folk Dance Festival 2016 di Puri Lukisan Ubud berlangsung meriah

Gianyar, Bali Tribune


Para peserta yang datang dari belasan negara terlihat antusias mengikuti kompetisi tarian rakyat bertepatan event International Folk Dance Festival (IFDF) 2016 di Puri Lukisan Ubud, Minggu (16/10). Peserta kompetisi dihadapan ratusan wisatawan beserta para juri begitu kompak dan bangga menarikan tarian rakyat dari negaranya masing-masing.
Direktur Kesenian, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Endang Caturwati mengatakan bahwa ini merupakan kompetisi yang kedua selama IFDF 2016.
Kompetisi pertama telah berlangsung di Taman Budaya Denpasar pada Sabtu (8/10). "Malam ini penilaian yang kedua untuk para peserta sekaligus acara penutupan IFDF 2016. Nilai pada kompetisi pertama digabung dengan kompetisi kedua sehingga nantinya akan menentukan pemenangnya," katanya disela-sela kompetisi.
Dia menyebutkan ajang IFDF tahun ini menghadirkan peserta kompetisi tarian rakyat dari 13 negara, diantaranya Argentina, Bulgaria, Republik Ceko, Yunani, Italia, Kazakhstan, Latvia, Polandia, Rusia, Slovakia, Uzbekistan, Thailand dan Taiwan.
"Festival ini juga sebagai ruang pertemuan kelompok, sanggar tari rakyat dari berbagai negara. Kegiatan ini diharapkan akan memunculkan pengalaman yang lebih mendalam terhadap budaya tari rakyat," harap Caturwati.
Peserta yang terpilih menjadi pemenang pada Event IFDF 2016 ini mendapatkan piala berbentuk tari baris. Hal itu untuk menunjukkan kepada dunia internasional bahwa tari baris merupakan salah satu budaya dari Bali.
Kegiatan festival tari rakyat ini diselenggarakan oleh
Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia bekerjasama dengan Federation of International Dance Festivals (FIDAF) yang telah berlangsung sejak 4-18 Oktober 2016.
Sementara itu Pengamat budaya, Pande Wayan Suteja Neka mengapresiasi festival tersebut yang berlangsung di Pulau Dewata. Dia juga mengatakan bahwa kegiatan yang bernuansa seni budaya semacam ini perlu diteruskan. "Kegiatan ini juga sebagai perbandingan untuk seniman lokal sehingga bisa maju secara nasional dan internasional," katanya.