KONI Bali Optimis Meningkat | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 8 January 2019 21:31
Djoko Purnomo - Bali Tribune
EVALUASI – Ketum KONI Bali Ketut Suwandi saat menyampaikan evaluasi terhadap perkembangan olahraga selama 2018 di KONI Bali, Senin kemarin.
BALI TRIBUNE - Ketua Umum KONI Bali, Ketut Suwandi mengaku optimis perolehan medali emas Bali di PON XX/2020 Papua meningkat dibanding saat PON XIX/2016 Jawa Barat, dimana Bali saat itu meraih 20 emas, 21 perak dan 35 perunggu.
 
“Kalkulasi saya di PON Papua tahun depan Bali paling tidak meraih 31 medali emas, saya optimis itu tercapai jika melihat hasil pembinaan yang dicapai sejumlah cabang olahraga,” ujar Ketut Suwandi saat acara Evaluasi Kegiatan KONI Bali Tahun 2018, di KONI Bali, Senin (7/1).
 
Didampingi Sekum IGN Oka Darmawan dan Wakil Ketua Maryoto Subekti, Suwandi mengatakan, meski di PON Papua nantinya meraih 31 emas, namun bukan berarti peringkat Bali akan lebih baik. Sebab, lanjut dia, Papua yang saat PON Jabar berada di bawah Bali, pasti akan berupaya keras masuk peringkat lima besar.
 
“Sudah lazim jika PON digelar di luar Jawa, maka tuan rumah berupaya menembus peringkat lima besar, dan ini akan dilakukan Papua sebagai tuan rumah PON XX. Makanya kami mengubah menjadi target medali, bukan target peringkat di PON nanti,” tegas mantan Ketum KONI Badung itu.
 
Terkait target 31 medali emas di Papua nanti, Suwandi mengatakan KONI Bali membahasnya kembali bersama pengprov cabor dalam Rapat Kerja Daerah (Rakerda) KONI Bali, pertengahan Februari mendatang. Sebab, pengprov cabor yang mengetahui peluang atletnya meraih medali emas.
 
Suwandi kembali mengingatkan, PON XX di Papua tahun depan berbeda dengan PON sebelumnya. Karena keterbatasan akomodasi dan daya dukung lainnya, maka PON Papua hanya diikuti oleh sekitar 7 ribu atlet dari seluruh Indonesia. Maka dampak dari kebijakan itu, kata Suwandi, untuk Bali diberi jatah mengirim paling banyak 150 atlet.
 
Adanya pembatasan kuota itulah, menurut Suwandi harus dipahami oleh cabor-cabor kalau nantinya kontingen Bali diciutkan jumlah atletnya, atau bahkan tidak mengirimkan atlet untuk cabor tertentu. Sebab, selain kuota dibatasi, KONI Bali ingin efektif dalam penggunaan anggaran.
 
“Ya, kami harus menyampaikan semua itu kepada cabor saat Rakerda, Februari nanti. Saya siap tidak populer dengan mengambil kebijakan yang tidak populer ini. Intinya karena keterbatasan kuota dan anggaran, maka mungkin hanya atlet potensi meraih medali yang kami kirim ke Papua,” papar Suwandi.
 
Suwandi kemudian menyontohkan KONI Banten ketika PON XIX/2016 Jabar, yang hanya mengirim atlet lolos Pra-PON berperingkat lima ke atas. Artinya, kata Suwandi, jika ada atlet Banten yang lolos PON dengan predikat 6 besar atau bahkan lebih, maka dipastikan tidak akan dikirim ke PON.
 
Hasilnya, kata Suwandi, sungguh sangat luar biasa, Banten berada di peringkat 12 di PON Jabar dari sebelumnya di posisi ke-21 saat PON Riau tahun 2012. “Ini kan perlu kita contoh, di satu sisi target menaikkan perolehan medali di satu sisi ada pembatasan kuota sehingga harus benar-benar selektif,” demikian Ketut Suwandi.