KONI Buleleng Realistis = Patok 60 Emas,Tetap Nangkring di Posisi Tiga | Bali Tribune
Diposting : 25 August 2017 17:14
Khairil Anwar - Bali Tribune
KONI
Ketua KONI Buleleng Nyoman Artha Widnyana saat memimpin rapat.

BALI TRIBUNE - Perhelatan olahraga se-Bali menjadi ajang unjuk prestasi di bidang olahraga sembilan kabupaten dan kota di Bali. Ajang porprov yang dihelat dua tahun sekali itu akan menjadi tolok ukur kemajuan bidang olahraga di masing-masing kabupaten. Hanya saja, Kabupaten Buleleng sebagai salah satu peserta Porprov  Bali XIII/2017 di Gianyar lebih memilih realistis. Meski mengusung tagline ‘Buleleng Jengah Untuk Juara’,namun melalui KONI Buleleng mengaku tidak muluk-muluk dalam mencanangkan target dalam porprov yang akan berlangsung di Gianyar  17 September 2017 mendatang.

”Cukup 60 medali emas dan tetap berposisi di juara ketiga. Kami realistis mengingat kemampuan Buleleng masih di bawah juara umum sebelumnya,” tegas Ketua Umum  KONI Buleleng, Nyoman Artha Widnyana, Kamis (24/8) di Gedung KONI Singaraja.

Menurutnya, mengacu perolehan medali pada Porprov Bali XII tahun 2015 di Buleleng lalu, KONI Buleleng menargetkan perolehan medali emas 60 keping pada Porprov Bali XIII 2017 di Gianyar.”Terget kita di Gianyar 60 medali emas, 50 medali perak dan 80 medali perunggu,” jelas Artha.

Dijelaskan,pencanangan posisi ketiga berdasarkan  perolehan medali pada porprov dua tahun lalu dimana Badung dan Denpasar meraih medali emas di atas seratusan.Sedang Buleleng, katanya, masih jauh berada  di bawah dua kompetitor tersebut.”Makanya target kita adalah peringkat ketiga, tidak mau muluk-muluk dan target kita realistis saja,” ulangnya.

Untuk mencapai target tersebut,Artha mengaku telah melakukan persiapan yang cukup dengan melibatkan kekuatan sebanyak 686 orang yang terdiri 500 atlet,140 official dan 46 orang panitia.”Persiapan kita sudah cukup matang baik atlet maupun akomodasi selama berlangsung event Porprov,”ujar mantan Dirut PDAM Buleleng ini.

Yang membanggakan,kata Artha,semua kekuatan atlet Buleleng murni merupakan atlet yang didapat bersumber dari pembinaan masing-masing Pengcab selama ini. Dan bukan atlet transferan ataupun  bajakan dari daerah lain hanya untuk sekedar memperoleh medali.”Kami tetap komitmen untuk tidak menggunakan atlet bajakan.Kami lebih bangga jika memperoleh medali dari hasil keringat atlet yang kami bina dari bawah,”tandasnya.