Koster-Ace Didoakan Pesemetonan dan Sulinggih MGPSSR | Bali Tribune
Diposting : 4 June 2018 15:14
Redaksi - Bali Tribune
pemilihan
Koster-Ace dan BAGIA saat memohon doa restu kepada para sulinggih Pasemetonan Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi.
BALI TRIBUNE - Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Bali nomer urut 1 Wayan Koster-Tjok Oka Artha Ardhana Sukawati (Koster-Ace), bersama pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Klungkung Tjok Bagus Oka-I Ketut Mandia (BAGIA), Sabtu (2/6), memohon doa restu kepada para sulinggih dan Pasemetonan Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) Provinsi Bali. Permohonan doa restu dilaksanakan seusai kedua pasangan calon ini melaksanakan persembahyangan di Pura Penataran Agung Catur Parhyangan Ratu Pasek Linggih Ida Bhatara Mpu Gana di Banjar Punduk Dawa, Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Klungkung.
 
Sejumlah tokoh pesemetonan pasek juga tampak hadir di antaranya Nyoman Adi Wiryatama (Ketua DPRD Bali), Nyoman Giri Prasta (Bupati Badung), Putu Agus Suradnyana (Bupati Buleleng), Ni Putu Eka Wiryastuti (Bupati Tabanan) serta Pengurus Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi Provinsi Bali dan Kabupaten/Kota se-Bali.
 
Persembahyangan yang diikuti ribuan semeton pasek dari seluruh Bali tersebut berjalan sangat khusuk. Ketua Pasemetonan Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) Provinsi Bali Wisnu Bawa Temaja mengucapkan terima kasih atas kehadiran kedua paslon di pura yang pembangunannya sudah mencapai 40 persen.
 
“Kita mendoakan Bali aman dan damai, dalam menghadapi sejumlah kegiatan ke depan. Baik itu pilkada, pileg maupun kegiatan-kegiatan lainnya,” katanya. Ditambahkannya, kehadiran Koster-Ace dan BAGIA telah memohon doa restu kepada Ida Betara di Penataran Agung Catur Parhyangan Ratu Pasek, membuktikan kedua pasangan calon  yang meski berbeda soroh, bersedia hadir untuk menjadi satu. “Dalam pemilihan nanti tidak ada soroh, kita semua menjadi satu untuk Bali. Untuk kedamaian Bali dan kesejahteraan masyarakat,” tegasnya.
 
Koster-Ace bersama BAGIA, di hadapan semeton pasek mengatakan, dengan tulus memohon doa restu dan dukungan, agar dirinya bisa ngayah skala niskala untuk masyarakat Bali.  "Saya menitip diri, mohon doa restu, dan dukungan, dalam pemilihan Gubernur Bali 27 Juni 2018,” ucapnya.
 
Koster menyatakan siap ngayah sekala niskala untuk masyarakat Bali, dengan hati yang lurus dan setulus-tulusnya. Ketuluasan, dan kesederhanan Koster yang menyampaikan maksudnya ini menarik simpati pesemetonan yang hadir. Mereka pun memberikan aplus tepukan tangan atas apa yang disampaikan sosok yang tegas, lugas namun murah senyum ini.
 
Koster juga mengaku sangat kagum dengan keberadaan Pura Penataran Agung Catur Parhyangan Ratu Pasek Linggih Ida Bhatara Mpu Gana di Banjar Punduk Dawa, yang dibangun atas semangat gotong royong semeton pasek. “Kedepannya saya berkomitmen untuk memberikan perhatian dan memfasilitasi keberadaa pura-pura di Bali agar tertata dengan baik. Baik itu bangunannya maupun fasilitas penunjangnya,” ujarnya.
 
Setelah memohon restu semeton Pasek, Koster-Ace kemudian beranjak memohon doa restu kepada kepada para sulinggih pasemetonan Pasek. Puluhan sulinggih yang mewakili 302 sulinggih yang ada di pesemetonan Maha Gotra Pasek Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) memberikan restu kepada Koster-Ace maupun pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Klungkung Tjok Bagus Oka- I Ketut Mandia (BAGIA).
 
Ida Pandita Nabe Putra Sinuhun Pramadaksa Manuaba, dari Griya Bongkasa Manuaba yang mewakili puluhan sulinggih pasek mengatakan, sulinggih tidak boleh berpolitik. Akan tetapi sulinggih boleh memberikan doa restu serta arahan-arahan.
 
“Kita sulinggih tidak boleh berpolitik, tapi disini kita memberikan doa restu serta arahan dan bimbingan,” katanya.
 
Ida Pandita Nabe Putra Sinuhun Pramadaksa Manuaba mengingatkan Koster-Ace maupun BAGIA bila nanti terpilih jangan sampai melupakan kawitan maupun para sulinggih. Keduanya juga diminta memimpin dengan selalu berjalan di atas kebenaran.
 
Koster sendiri telah menyatakan berkomitmen memberikan perhatian dan memfasilitasi keberadaa pura-pura di Bali agar tertata dengan baik. Baik itu bangunannya maupun fasilitas penunjangnya. Dalam programnya dalam bidang adat, agama, tradisi, seni dan budaya, akan memberikan perhatian kepada para pemangku dan sulinggih, terkait kesejahteraan termasuk dalam mendapatkan pelayanan kesehatan khusus.