Koster Klaim Diposisi 64-65 Persen, Terget 70 Persen | Bali Tribune
Diposting : 6 June 2018 23:39
San Edison - Bali Tribune
PENTAS - I Wayan Koster semangati penonton saat Gelar Pentas Seni Budaya untuk Generasi Melenial di Lapangan Astina Gianyar.

BALI TRIBUNE - Hingga awal Juni, pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Pilkada Bali Wayan Koster-Tjok Oka Artha Arhana Sukawati (Koster-Cok Ace) mengklaim sudah berada pada posisi 64 persen. Namun  paket jagoan PDIP dan koalisinya tersebut menargetkan kemenangan hingga 70 persen. Dalam sisa waktu masa kampanye ini, generasi melenial pun digarap serius  dan pada hari Senin Malam  menggelar panggung seni budaya untuk generasi muda  di Lapangan Astina Gianyar.

Gelar pentas seni budaya untuk generasi melenial persembahan Tiam Pemenangan (Koster-Cok Ace), menjadikan   Lapangan Astina Gianyar penuh sesak olah kalangan anak muda, Senin (4,6) malam. Terlebih, menampilkan artis-artis Bali yang memeliki banyak penggemar. Mulai dari Lolot Band untuk kalangan paraa rocker, Masekepung hingga Mantanai Band yang menyedot kalangan raggae mania dan para skuterist se-Bali.

Calon Gubernur Bali, I Wayan Koster pada kesempatan itu tampil di panggung mendapat sambutan hangat penonton yang didominasiolah pemilih pemula. Terlebih dalam pidato singkatnya, Koster  menjanjaikanruang dan wadah seluas-luasnya bagi generasi muda untuk mengembangkan bakatnya. Untuk meotiovasi generasi muda menunjukkan karya terbaiknya, Koster pun menyatakan kesiapannya untuk membantu perekaman untuk musisi muda di Bali.

Pada kesempatan itu, I Wayan Koster juga menyebutkan jika posisinya yang berpaketan dengan Cok Ace, kini sudah berada di posisi 64-65 persen.  Hingga masa kempanye berakhir, pihaknya pun menyakiani akan menembus posisi 70 persen. “ Dari hasil survey dua lembaga Independent, posisi kami berada di kisaran 64-hingga 65 persen. Terget kami hingga pemungutan suara mencapai 70 persen,” ungkap Koster.

Koster juga tidak menampik jika generasi melenial juga diyakini akan menjadi pendongkrak suara potensial. Terlebih dlam program yang ditawarkanya, Seni dan Budya menjadi slah stau yang diprirotaskan. Namun, pelaksanaan  Pilkada serentak 2018, khususnya di Bali yang terpenting bagi Koster adalah berjalan damai dan lancar, sebagai wujud suksesnya pesta demokrasi.

Pada hari yang sama, sambutan yang sngat meriah juga ditunjuk oleh Krama Pakraman Bon Biyu, Blabhatuh atas kedatangan  I Wayan Koster. Krama yang sudah lama berharap jauh-jauh hari, akhirnya didatangi Calon Gubernur Bali I Wayan Koster. Sebagai wujud apresiasi sekaligus  dukungannya, prosesi penyambutan pun berlangsung sangat meriah dengan melibatkan seluruh  warga.Mulai dari tarian penyambutan, pagar betis ibu-ibu desa, baleganjur wanita, hingga tarian pependetan.

 Hingga di Pura Puseh setempat, Koster yang didampingi tim pemenangan serta seluruh pengurus adat melakukan persembahyangan bersama. Warga  pun dengan bersemangat mengikuti simakrama yang  dirangakai dengan pernyataan kebulatan tekad.

Bendesa Pakraman Bon Biyu, I Made Karmana menyebutkan, sikap kramanya ini, sangat beralasan. Mengingat selama menjabat sebagai anggota DPR RI, Koster telah banyak berjuang dan berkontribusi terhadap revitalisasi desa pakraman, pendiidkan dan pengentasan kemiskinan. “Bahkan wantilan yang megah berdiri tempat Simakrama ini,  adalah salah satu bukti hasil perjuangannya,” terang Karmana bangga.

Sebagai wujud ketulusan Krama Bon Biyu, pada kesempatan itu menyataka kebulatan tekadnya untuk memenangkan pasangan Koster-Cok Ace  saat pemungutan suara, 27 juni mendatang.

Wayan koster pun menyampaikan apresiasinya dan menyatakan akan terus berjuang untuk masyarakat Bali, terlebih setelah dipercaya memimpin Bali ke depan. Dengan mensosialisasikan  program kerja yang diusungnya lima tahun ke depan, paket Koster-Ace menyakini akan mendapat dukungan masyarakat Bali.  Melalui konsep nangun sat kerthi loka bali, ada lima program prioritas , yakni sandang, pangan dan papan, kedua jaminan sosial dan ketenagakerjaan. Ketiga, pendidikan dan kesehatan. Keempat, adat, agama, tradisi, seni dan budaya, dan kelima pariwisata.