Kram di Ketinggian 2700 M-DPL Gunung Agung= Turis Jerman Minta Dievakuasi Gunakan Heli | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 22 August 2017 18:44
redaksi - Bali Tribune
SAR
EVAKUASI – Tim SAR saat mengevakuasi turis asal Jerman dari lereng Gunung Agung karena mengalami kram.

BALI TRIBUNE - Seorang pendaki asal Jerman terpaksa dievakuasi dari lereng Gunung Agung lantaran mengalami kram saat melakukan pendakian, Senin (21/8). Herannya, saat tim evakuasi dari SAR gabungan Basarnas, Polda Bali, BPBD Karangasem serta sejumlah pemandu lokal tiba di lokasi, korban bernama Suwins Gugi (19) ini tidak mau dievakuasi kalau tidak menggunakan helikopter.

Sontak permintaan Suwins Gugi itu membuat tim SAR gabungan geleng-geleng kepala. Pasalnya, tim masih bisa melakukan evakuasi tanpa harus menggunakan bantuan heli. Korban mengatakan jika standar penyelamatan di negaranya yakni dengan menggunakan heli.

Permintaan Suwins Gugi itu tidak bisa dipenuhi karena proses evakuasi menggunakan heli di Gunung Agung tidak memungkinkan lantaran cuaca serta kecepatan angina, yang justru malah akan membahayakan proses evakuasi.

Setelah memberikan penjelasan terkait situasi di gunung tertinggi di Bali itu, bule Jerman tersebut akhirnya mau mengerti dan bersedia dievakuasi secara manual dengan cara ditandu turun gunung.

Sebelumnya korban melakukan pendakian bersama sejumlah rekannya sekitar pukul 02.00 Wita, kemarin. Namun ketika berada di ketinggian 2.700 meter dari permukaan laut (DPL), korban tiba-tiba mengalami kram pada kakinya. Tiga orang pemandu lokal yang menemani korban bersama rekannya itu sempat berusaha memberikan pertolongan pertama dengagn cara memijat kaki korban.

 “Sekitar 15 menit lagi sebenarnya akan sampai pucak, namun tiba-tiba korban mengalami kram pada kakinya. Kita sudah berikan pertolongan dengan memijat kaki korban, namun sepertinya kram yang dialami cukup parah sehingga kami sarankan untuk turun ke bawah,” ungkap Wayan Darta (31) satu dari tiga pemandu yang memandu korban dan rekannya, kepada wartawan dan petugas Senin kemarin.

 Sementara itu rekan korban dengan satu orang pemandu tetap melanjutkan pendakian, sementara korban sendiri ditemani oleh dua orang pemandu lainnya, hingga bantuan dari tim SAR gabungan tiba untuk mengevakuasi korban turun ke pos pendakian Pasar Agung. Sekitar pukul 13.00 Wita, korban berhasil dievakuasi dan dibawa ke salah satu klinik kesehatan untuk mendapatkan penanganan medis. Korban sendiri mengakui jika medan pendakian di Gunung Agung cukup sulit dan menantang.

 “Medannya cukup sulit. Saya akui saya yang salah karena kurang kontrol. Saya mengucapkan terima kasih kepada tim SAR yang sudah menolong saya,” ucapnya saat tiba di pos pendakian Pura Pasar Agung.

Di pihak lain, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pendaki Gunung Agung, Wayan Widiasa alias Botak mengakui kalau memang kerap terjadi salah paham antara pemandu dan wisatawan, karena terbatasnya kemampuan bahasa para pemandu lokal. Terlebih lagi kalau perjalanan dan pendakian ke Gunung Agung sudah termasuk paket tur. “Kalau yang mengantongi sertifikat kompetensi hanya 12 orang,” sebutnya sembari berharap agar Pemkab Karangasem bisa memberikan pelatihan kepada para pemandu lokal.