Lahan Eks Depdibud Dilirik untuk Pasar Tenten | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 23 April 2019 14:31
Agung Samudra - Bali Tribune
Bali Tribune/ EKS DEPDIKBUD - Kondisi bangunan eks Depdikbud, yang berada di Banjar Pande, Kelurahan Cempaga, Bangli.
balitribune.co.id | Bangli - Bekas Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (Depdikbud) Bangli yang berlamat di Lingkungan Banjar Pande, Kelurahan Cempaga Bangli sudah sejak lama tidak dimanfaatkan. Karena  tidak lagi dimanfaatkan, Krama Adat Banjar Pande  berkeinginan memanfaatkan lahan seluas kurang lebih 4 are itu untuk pasar tenten. 
 
Hal tersebut diungkapkan Kelian Adat Banjar Pande, I Wayan Nyepek, Senin (22/4). Menurut  I Wayan  Nyepek, pasca tidak lagi difungsikan sebagai kantor Depdikbud  atau sekarang  disebut  Dinas Pendidikan dan Olah Raga (Disdikpora)  sempat dimanfaatkan Kantor Legiun Veteran dan terakhir dimanfaatkan untuk sekolah Pendidikan Usia  Dini (PAUD). “Karena tidak mendapatkan siswa, akhirnya PAUD tutup,” ungkap  pria yang juga Bendesa Adat Cempaga ini.
 
Lanjut I Wayan Nyepek, kondisi bangunan kantor memang telah rusak parah, ditambah lagi setelah tidak dimanfaatkan untuk PAUD, kantor  eks  Depdikbud  terlihat  kumuh. “Selaku wakil dari krama, kami  sejatinya  memilki keinginan untuk bisa memanfaatkan lahan tersebut,” ujar I Wayan Nyepek seraya menambahkan renacanya lahan tersebut akan kami manfaatkan untuk pasar tenten.
 
Kata I  Wayan Nyepek, untuk pasar tenten saat ini memanfaatkan banguan bale banjar Pande. Apabila ada kegiatan adat seperti pelaksanaan ngaben masal praktis pedagang harus dipindahkan. Tentu seandainya lahan tersebut bisa dimanfaatkan untuk pedagang  praktis tidak lagi menggagu kegiatan adat. “Kami berharap pemerintah bisa mengibahkan  asset  tersebut  ke adat banjar Pande,” jelasnya.
 
Terpisah, Kasubag Perencanaan, Keuangan, Barrang Milik Daerah, Disdikpora Bangli, I Made Widana mengatakan lahan eks Kantor Depdikbud tersebut merupakan asset pemerintah daerah. Setelah pindah, banguan tersebut sempat dimanfaatkan untuk kantor Legiun Veteran.  Karena kondisi  banguan rusak parah  pihak Legiun Vetran  tidak lagi ngantor disana. “Sejatinya  tahun  2018 sempat dianggarkan untuk perehaban ,namun  rencana tersebut batal,” ungkap  I Made Widana.
 
Lantas disinggung ada keinginan  Banjar Adat Pande  memanfaatkan  lahan tersebut, kata I Made Widana tentu harus melalui proses  pengusulan dari  pemohon yang ditujukan kepada bupati selaku pengelola asset. Sementara dinas selaku pengguna asset tentu akan melakukan kajian, hasil kajian tersebut nantinya akan diserahkan ke bupati. “kebijakan ada di tangan bupati selaku  pengelola asset,” jelas  I Made Widana.