Letusan Besar Segera Terjadi, Dentuman Gunung Agung Terdengar hingga 12 Kilometer | Bali Tribune
Diposting : 28 November 2017 21:23
Redaksi - Bali Tribune
SEGERA - Lava pijar dan lahar dingin keluar dari kawah Gunung Agung, ini menandakan letusan besar akan segera terjadi.

BALI TRIBUNE - Aktivitas vulkanik Gunung Agung terus meningkat, bahkan letusan yang terjadi kemarin disertai dengan lontaran lava pijar dan keluarnya lahar dingin. Dentuman gunung tertinggi di Bali itu pun terdengar hingga radius 12 kilometer.  Ini menandakan potensi letusan besar akan segera terjadi.

 Kabid Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, PVMBG Kementerian ESDM, I Gede Suantika, kemarin menjelaskan, erupsi masih sedang berlangsung dengan ketinggian abu vulkanik disertai lava pijar setinggi 3.000 meter. “Letusan masih berlangsung lontar abu vulkanik dengan ketinggian 2.000-3.000 meter terjadi dengan arah abu condong ke timur dan barat daya,” imbuhnya.

Pihaknya secara resmi telah menaikkan status dari level III ke level IV atau awas. Artinya, kata dia, radius 8 kilometer dengan perluasan sektoral 10 kilometer dari Gunung Agung harus dikosongkan dari segala aktivitas manusia. Zona merah ini sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung terbaru.

 Ditanya apakah keluarnya lava pijar pertanda sudah mengarah kepada terjadinya erupsi magmatik? Menjawab pertanyaan tersebut Gede Suantika mengaku masih belum bisa memastikan. Namun demikian pihaknya akan terus memantau setiap perkembangan yang terjadi di dalam kawah Gunung Agung.

Dari pantauan PVMBG di Pos Pantau Gunung Agung di Desa/Kecamatan Rendang, hasil pengamatan dari pukul 06.00-12.00 Wita terekam gempa dengan frekwensi rendah sebanyak satu kali dan terjadi tremor terus menerus dengan amplitudo 2-20. Sedangkan kubah abu vulkanik lebih condong mengarah ke Timur dan Barat Daya.

Dampak Panjang

Sementara Gubernur Made Mangku Pastika ketika melakukan peninjauan ke Pusat Pengamatan Gunung Agung di Kecamatan Rendang, kemarin mengaku khawatir terhadap dampak panjang yang ditimbulkan dari erupsi Gunung Agung bagi kehidupan masyarakat.

“Saat ini kita tidak usah khawatir soal dana dan logistik, yang perlu kita khawatirkan adalah dampaknya bagi kehidupan masyarakat dan pariwisata Bali, kalau soal logistik dan dana kita cukup untuk memenuhi kebutuhan para pengungsi nanti dan pemerintah pusat siap membantu,” tegas Pastika.

Saat ini, lanjut dia, dari hasil pantauan pos pengamatan bahwa sudah terjadi letusan terus menerus dan mengeluarkan abu vulkanik yang sangat berbahaya bagi kehidupan manusia dan bahkan transportasi udara.

“Kondisi seperti ini bisa mencapai satu bulan dan memiliki dampak yang sangat panjang, dan kita tidak tahu kapan akan kembali normal,” imbuh Pastika sembari mengimbau kepada masyarakat untuk tetap tenang dan waspada serta mengikuti arahan petugas sehingga mampu meminimalisir dampak yang terjadi akibat dari letusan tersebut.

Gubernur juga mengimbau para awak media tidak berlebihan dalam memberitakan kondisi Gunung Agung sehingga tidak memberikan kesan yang seram bagi wisatawan yang berada di Bali.

Usai melakukan peninjauan di Pos Pengamatan Gunung Agung Rendang, Gubernur Pastika bertolak menuju Posko Pusat Bancana Gunung Agung di Tanah Ampo, Manggis, Karangasem. Dalam arahannya Pastika menyampaikan agar kegiatan di posko tersebut diaktifkan kembali guna memberikan layanan yang lebih terkoordinir. Ia juga menegaskan anggaran untuk penanggulangan bencana sudah dapat dikeluarkan dan diharapkan segera dimanfaatkan dengan sebaik- baiknya.

Selain itu ia juga memerintahkan kepada seluruh stakeholder penanganan bencana agar merinci kembali logistik apa saja yang diperlukan agar bisa segera diajukan ke pusat. Gubernur Pastika juga mengharapkan dukungan TNI dan Polri untuk segera mensterilkan wilayah-wilayah terdampak guna meminimalisir korban mengingat masih ada masyarakat yang belum mau mengungsi karena letusannya menurut masyarakat belum letusan keras.

Sementara itu Bupati Karangasem I Gusti Ayu Mas Sumantri menyampaikan bahwa saat ini warganya yang sudah mengungsi mencapai 57.000 orang yang tersebar di beberapa kabupaten. Ia juga menjelaskan bahwa saat ini masyarakatnya sudah lebih mengerti daripada sebelumnya sehingga tidak ada lagi kepanikan saat pelaksanaan evakuasi pengungsi.