Lingkungan Tohpati Demulih Terkesan Kumuh | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 26 August 2017 14:00
Agung Samudra - Bali Tribune
lingkungan
JEMURAN - Warga lingkungan Tohpati, Desa Demulih, Susut, Bangli, jemur pakaian di pinggir jalan.

BALI TRIBUNE - Beberapa warga yang tinggal di Lingkungan Tohpati, Desa Demulih, Susut memanfaatkan saluran irigasi untuk tempat membuang kotoran babi. Selain itu, ada pula warga memanfaatkan bahu jalan untuk menjemur pakian. Fenomena ini  menyebabkan lingkungan Tohpati terkesan kumuh. Berbagai upaya telah dilakukan perangkat Desa Demulih, untuk mengajak warganya untuk ikut menjaga kebersihan dan keasrian lingkungan setempat.

Kepala Dusun Demulih I Wayan Rumia saat dikonfirmasi tentang masih adanya pemilik ternak babi atau sapi membuang limbah secara  sembarangan di saluran irigasi, tidak menampik kondisi itu. “Memang masih ada warga kami yang memelihara babi atau sapi memanfaatkan saluran subak untuk pembuangan limbahnya,” jelas Rumia ditemui di Kantor Desa Demulih, Kamis (24/8). Namun demikian, pria yang sempat menjadi pengurus di Panwasa Bangli ini, mengungkapkan, semakin bertambahnya jumlah penduduk dan lahan yang ada terbatas, maka kini banyak warga yang dulunya memafaatkan halaman yang kosong untuk kandang ternak babi atau sapi. “Memang masih ada beberapa yang memelihara babi atau sapi, tapi jumlahnya sudah tidak sebanyak dulu,”  ungkapnya.

Papar Rumia, masih adanya pemilik ternak babi atau sapi membuang limbah ke saluran irigasi, sejatinya sudah sempat diatensi pihak desa, namun pemilik beralasan terbentur lahan yang tidak mendukung untuk membuat bak penampungan limbah. “Kita tidak bisa berbuat banyak, memang kalau dilihat lahannya yang dimiliki warga yang tinggal  di sana cuukup sempit,” jelasnya.

Selain masalah limbah, pihak desa juga dipusingkan dengan prilaku warga di lingkungan Tohpati yang menaruh jemuran di pinggir jalan. Kondisi ini membuat lingkungan setempat terlihat kurang enak dipandang, apalagi jalur tersebut merupakan jalur lintas kabupten dan kerap digunakan untuk jalur cycling bagi wisatawan. ”Kita juga sudah sempat turun dan meminta warga untuk tidak menjemur pakaian di pinggir jalan,” sebutnya seraya mengaku walaupun telah didatangi, tapi  masih ada saja kita jumpai warga menjemur pakaian di pinggir jalan.