Longsor di Pacung, 1 Orang Tewas | Bali Tribune
Bali Tribune, Jumat 29 Maret 2024
Diposting : 4 September 2017 17:49
Khairil Anwar - Bali Tribune
longsor
TERTIMPA - Proses evakuasi terhadap korban longsor yang mengakibatkan satu orang meninggal dunia tertimpa bongkahan batu.

BALI TRIBUNE - Satu orang tewas akibat tertimpa batu pilah menyusul terjadinya longsor di Banjar Dinas Alas Sari, Desa Pacung, Kecamatan Tejakula, Minggu (3/9) sekitar pukul 15.00 Wita. Korban meninggal diidentifikasi bernama Ketut Sutarsana. Ia meninggal setelah separuh tubuhnya remuk akibat terjepit reruntuhan batu. Sementara dua rekannya selamat.

Inforamsi yang dihimpun di lokasi, menyebutkan musibah itu berawal dari tiga orang yang notabene merupakan warga Desa Pacung, yakni Ketut Sutarsana, Komang Kardiasa, dan Nengah Bangkit melakukan aktivitas mencari batu pilah memakai linggis, betel dan palu, di tanah seluas dua hektare milik Ketut Mandra yang dikontrakkan oleh Komang Supariasa, warga Desa Pacung. Kegiatan itu dimulai sejak pukul 07.00 Wita hingga pukul 12.00 Wita.

Musibah itu terjadi sekitar pukul 15.00 Wita saat Sutarsana dan Kardiasa sedang berada di tengah-tengah lokasi penggalian. Sedangkan satu rekannya lagi Nengah Bangkit, mengangkut batu pilah hasil galian ke lokasi lainnya. Saat Bangkit baru saja berjalan keluar lokasi galian, tiba-tiba terjadi longsor. Bangkit kaget karena dua rekannya yakni Sutarsama dan Kardiasa saat itu masih berada di lokasi sedang memahat batu. Mereka berdua pun tertimbun batu besar.

Bangkit bergegas kembali ke lokasi dan berusaha mencari tahu kondisi kedua rekannya dengan cara memanggil namanya. Namun, hanya direspon oleh Kardiasa, sedangkan Sutarsana tidak ada respon sama sekali.

“Hanya Kardiasa yang masih bisa berkomunikasi saat itu, tapi dia masih di dalam karena tertimbun bebatuan,” ujar Bangkit.

Di sisi lain, wàrga yang mendengar kejadian itu langsung menuju lokasi kejadian untuk melakukan evakuasi terhadap kedua korban.

Butuh waktu cukup lama untuk mengevakuasi korban yang tertimbun bebatuan dengan alat seadanya dibantu oleh aparat terkait. “Saya selamat, karena saat itu saya sedang memikul batu pilah dipindahkan keluar, baru keluar dari tempat pencarian batu pilah ada sekiat dua meter, batu tebing di atas langsung longsor,” imbuhnya.

Sutarsana tewas di lokasi saat terjadi longsor, karena terjepit bebatuan dan berakibat badannya remuk mulai dari dada hingga kaki. Warga pun masih berupaya untuk bisa mengeluarkan korban yang masih hidup dan korban yang meninggal dunia, melibatkan petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng.

Untuk mengevakuasi korban,material batu yang menimbun pun harus dipotong untuk memudahkan mengeluarkan korban dari reruntuhan. “Kendala itu batu besar dan batu pilah banyak. Sekarang yang mati itu, kemungkinan nanti malam baru bisa diangkat karena posisinya terjepit dari dada ke bawah,” ujar salah seorang warga bernama Nengah Wastima.

 Sekretaris BPBD Buleleng, Ketut Susila mengatakan, medan di lokasi longsor memang cukup berat. Sehingga, dari BPBD Buleleng tidak bisa memasukkan alat berat ke lokasi longsor yang membuat proses evakuasi terkendala. BPBD kemudian melakukan koordinasi dengan Basarnas untuk lakukan evakuasi.

“Kondisi tebing tinggi dan medannya berat. Kami sudah mengevakuasi yang selamat, sekarang sudah dibawa ke rumah sakit. Yang satu warga meninggal masih menunggu hasil survei dan kajian Basarnas. Kemungkinan korban meninggal bisa dievakuasi malam nanti,” kata Susila.

Sementara Kardiasa sudah berhasil dievakuasi dan selanjutnya dibawa ke RSUD Buleleng untuk mendapatkan perawatan medis karena mengalami patah tulang dan luka-luka.