Longsor Isolir Akses Jalan; Bangunan rumah Ikut Tergerus | Bali Tribune
Diposting : 20 October 2017 08:16
Putu Agus Mahendra - Bali Tribune
Selain menutup akses jalan menu ke permukiman, tanah longsor di Banjar Pangkung Kuwa, Penyaringan juga menggerus perumahan warga.

BALI TRIBUNE - Setelah dua hari sebelumnya sempat terjadi di Desa Manistutu, Melaya dan Desa Pergung, Mendoyo, bencana tanah longsor kembali terjadi di Kabupaten Jembrana, tepatnya di Desa Penyaringan, Mendoyo, Kamis (19/10).

Tercatat ada 10 titik longsor yang terjadi di Desa Penyaringan. Dari 10 titik longsor itu, 6 titik longsor menutup badan jalan dan 4 titik longsor lainnya menggerus areal perumahan warga.

Seperti longsor yang terjadi di Banjar Pangkung Kuwa, Desa Penyaringan yang menutup seluruh badan jalan sehingga membuat akses jalan satu-satunya menuju permukiman warga terputus, dan berdampak pada 30 kepala keluarga terisolir.

Agar bisa keluar wilayah banjar untuk membeli bahan keperluan sehari-hari termasuk sembako, warga setempat terpaksa harus memilih jalan memutar dengan jarak tempuh hampir 7 kilometer. Agar bisa kembali dilalui oleh warga, aparat desa setempat dan Pemkab Jembrana Kamis pagi telah mengerahkan alat berat untuk membersihkan material longsor yang menutup badan jalan desa tersebut.

Salah seorang warga Banjar Pangkung Kua, Desa Penyaringan, Putu Widya Wirawan mengatakan, ada puluhan KK yang terdampak tanah longsor yang menimbun badan jalan itu.

“Itu warga yang lain untuk transportasi membeli makanan beras dan lainnya lewat jalan lain ke Bangsal yang cukup jauh. Ada 30 KK yang tidak bisa lewat,” ujar Putu Widya Wirawan.

Bahkan selain menutup badan jalan hingga menyebabkan akses warga menjadi terisolir, longsor yang terjadi di Desa Penyaringan ini juga menggerus perumahan warga. Seperti yang dialami keluarga, I Nyoman Witarma. Kini bangunan dapur dan kamar mandi miliknya tergerus longsor. Material longsor bahkan hampir menggerus bangunan rumah miliknya. Ia mengaku masih beruntung tidak ada korban jiwa saat rumahnya itu tertimbun longsor.

Kelihan Banjar Pangkung Kuwa, I Wayan Kardiana mengatakan, longsor yang terjadi di Desa Penyaringan kali ini diakibatkan curah hujan yang cukup tinggi selama tiga hari belakangan.

“Ini terjadi karena hujan lebat dan airnya masuk ke rumah, sedangkan senderan yang dibangun tidak kuat menahan dan malah jebol. Korban jiwa tidak ada, korban material berupa kamar mandi dan dapur sebagian,” jelasnya.

Dari informasi yang diperoleh Kamis kemarin, wilayah Desa Penyaringan, Mendoyo tercatat sebagai daerah rawan bencana tanah longsor. Dengan masih tingginya itensitas dan curah hujan di Kabupaten Jembrana, diharapkan warga di daerah rawan bencana selalu siaga dan waspada terhadap kemungkinan bencana yang setiap saat bisa saja terjadi.